Waktu bagaikan pedang jika kamu tidak memotongnya maka dia yang akan memotongmu." Waktu akan membunuh orang yang melalaikanya, pengaruhnya akan membuat orang sengsara, karena dengan melalaikan waktu maka kerugian, penyesalan, kesakitan akan selalu menunggunya. Ibnu Abi Jamroh dalam kitabnya "Bahjatun-nufus" berkata: Lebihdari kerugian materi, menyia-nyiakan waktu bisa berakibat terbengkalainya sisi akhirat seorang hamba. Pepatah Arab mengatakan : WAKTU LAKSANA PEDANG. الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك . Artinya :"Waktu itu seperti pedang, jika engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotongmu" WaktuBagaikan Pedang " الوَقْتُ كَالسَّيْفِ " Waktu muda, bagi sebagian orang adalah waktu untuk bersantai, masa untuk bersenang-senang dan menikmati hidup. Bahkan ada sebuah ungkapan yang mengatakan, "Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga." Benarkah? Bahkan tanpa amalan sholeh? IbnuAbi Jamrah berkata dalam kitabnya "Bahjatu An Nufus" "potonglah waktu dengan perbuatanmu agar dia (waktu) tidak memotongmu". Jadi jika kita tidak memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya, maka kita akan binasa sebagaimana binasanya seseorang yang terkena sabetan pedang jika dia tidak segera menghindar dan melawannya maka dia (pedang) akan memotong dan menghancurkannya, karena Saudarakuseiman, Pepatah Arab menyatakan bahwa waktu itu bagaikan pedang artinya barang siapa yang tidak mampu mengatur waktu dengan sebaik - baiknya maka ia akan merugi. Mari kita perhatikan motivasi/targhib dari hadist - hadist Rasulullah SAW tentang keutamaan orang - orang yang menunaikan sholat sunat fajar 2 rakaat lebih baik dari Pertama dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu". Membuang waktu akan menyebabkan kesempatan hilang sia-sia karena setiap detik yang diberikan Allah tentu berisi segala kesempatan yang bermanfaat, yang akan sia-sia jika dilewatkan begitu saja sebab tidak bisa . Waktu adalah hal yang sangat berharga, nikmat tuhan yang diberikan kepada setiap manusia. Waktu adalah sebuah nikmat kehidupan yang mana apabila sudah terjadi tidak akan dapat di kembalikan lagi, jadi hargailah waktu yang sangat singkat ini sebelum kita tua dan menyesal akan itu. Kita harus disiplin menggunakan waktu, Disiplin dalam menggunakan waktu maksudnya kita dapat menggunakan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, membagi waktu dengan baik, mana yang harus diutamakan dan mana yang harus di tinggalkan. Islam menempatkan waktu sebagai perkara penting, sehingga jika tak dimanfaatkan dengan baik, maka kerugianlah yang akan diperoleh. Lebih dari kerugian materi, menyia-nyiakan waktu bisa berakibat terbengkalainya sisi akhirat seorang hamba. Pepatah Arab mengatakan WAKTU LAKSANA PEDANG الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك Artinya ”Waktu itu seperti pedang, jika engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotongmu” Waktu adalah salah satu nikmat Tuhan, Tanpa waktu, Saking pentingnya waktu, Allah Swt pun bersumpah atas nama waktu pada beberapa ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an. Seperti dalam Surat Al Ashr pada ayat pertama berbunyi sebagai berikut وَالْعَصْرِۙ Artinya Demi masa Isi kandungan surat Al Ashr ayat 1 yaitu Allah SWT bersumpah demi Masa atau Waktu. Nah dari ayat tersebut kita tau bahwa waktu itu sangat berharga bagi setiap umat manusia. Jangan tertipu dengan waktu luang. Rasulullah Muhammad Saw sering memperingatkan umatnya tentang waktu, diantaranya hadits berikut نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ "Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." HR. Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah. Sahabat, pernah mendengar istilah waktu bagaikan pedang? Sebagai manusia yang telah Allah SWT perintahkan sebagai seorang khalifah di muka bumi. Sudah selayaknya sahabat memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya. Sehingga diri tidak lupa mengenai status yang Allah SWT amanahkan. Terdapat dua tipe manusia pada muka Bumi ini, antara lain 1. Manusia pengolah waktu yaitu manusia yang bisa mengisi waktunya dengan baik. Sehingga selalu bisa menjalankan kewajibannya dengan sempurna dan tidak ada waktu yang terbuang untuk hal yang tidak bermanfaat. 2. Orang yang terolah waktu yaitu orang yang membiarkan waktu terbuang sia-sia. Ia menganggap esok masih ada waktu, ini merupakan salah satu tanda tidak memahami pentingnya waktu, padahal waktu dan kesempatan tidak pernah datang untuk kedua kalinya. Bahkan Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat, yang mana banyak manusia tertipu karenanya, yakni kesehatan dan kesempatan.” HR Bukhori. Inilah bahayanya golongan orang yang kedua, karena orang ini merupakan orang yang suka menunda. Ia akan kehabisan waktu sehingga apa yang ia inginkan tidak akan pernah berhasil dan hanya berhenti pada angan angan, dan inilah kemenangan iblis. Dan Masa sendiri terbagi menjadi tiga,yaitu masa yang telah lalu, masa yang sekarang dan masa yang akan datang. Masa lalu kita sudah tidak dapat menggantinya karena ia bagaikan air yang mengalir dan sekali mengalir maka tidak bisa kembali lagi, masa sekarang. Kerugian Tidak Memanfaatkan Waktu dengan Baik Kerugian saat tidak memanfaatkan waktu dengan baik antara lain 1. Tidak mampu menghitung nikmat Allah SWT Sungguh telah banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita. Jika kita mencoba untuk menghitung nikmat tersebut niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari ni’mat Allah.” QS Ibrahim [14] 34 Dalam Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh As Sa’di mengatakan, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya” maka lebih-lebih lagi untuk mensyukuri nikmat tersebut. “Sungguh manusia benar-benar zholim dan kufur”. Itulah tabiat manusia di mana 1 dia zholim dengan melakukan maksiat, 2 kurang dalam menunaikan hak Rabbnya, dan 3 kufur terhadap nikmat Allah Ta’ala. Dia tidak mensyukurinya, tidak pula mengakui nikmat tersebut kecuali bagi siapa yang diberi hidayah oleh Allah untuk mensyukuri nikmat tersebut dan mengakui hak Rabbnya serta menegakkan hak tersebut.” 2. Kenikmatan yg terlupa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu antara dua kenikmatan yang telah Allah Ta’ala berikan kepada manusia. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. Muttafaqun alaih Ibnu Hajar dalam Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Baththol. Beliau mengatakan,”Makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang mendapatkan seperti ini, maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Di antara bentuk syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, ialah yang tertipu.” Ibnul Jauzi dalam kitab yang sama mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun dia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dalam aktivitas dunia. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun dia dalam keadaan sakit. Apabila tergabung kedua nikmat ini, maka akan datang rasa malas untuk melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu terperdaya. Itulah manusia. Banyak yang telah terbuai dengan kenikmatan ini. Padahal setiap nikmat yang telah Allah berikan akan ditanyakan. Allah Ta’ala berfirman, ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ “Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu bermegah-megahan di dunia itu”. QS At Takaatsur [102] 8 3. Waktu yang berlalu tak bisa terulang kembali Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. الوقت أنفاس لا تعود “Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.” Syaikh Abdul Malik Al Qosim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat. Namun bisa berbuah kebaikan maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.” Lihat risalah “Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud”, hal. 3 Hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita. 4. Waktu Laksana Pedang Jika kita tidak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah Allah Ta’ala berikan. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim, beliau menyebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Nasehat tersebut berisikan pada dua inti berikut الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan kamu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” Saudaraku, senantiasalah engkau meminta pada Allah kebaikan pada hari ini dan hari besok. Hanya orang yang mendapatkan taufik dan pertolongan Allah Ta’alalah yang dapat selamat dari tebasan pedang waktu. Ibnu Mas’ud berkata, ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ. “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” Al Hasan Al Bashri berkata, ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﷲ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺃﻥ ﳚﻌﻞ ﺷﻐﻠﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ ﺧﺬﻻﻧﺎﹰ ﻣﻦ ﺍﷲ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.” Pergunakan Waktu dengan Baik Inilah masa yg harus kita pergunakan sebaik kedepannya nanti tidak menjadi beban yang memberatkan kita di hadapan pengadilanNya Dzat yg maha Adil. Untuk itu marilah kita memanfaatkan waktu dan kesempatan yang kita miliki. Memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif. Kita tidak pernah tahu sisa waktu yang kita miliki. Mulailah semuanya dari sekarang untuk selalu berbuat kemanfaatan. Wallahualam bishowab. Semoga bermanfaat sahabat. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Mutiara Man Jadda WajadaWAKTU LAKSANA PEDANGالوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك“Al-waqtu ka as-saifi in lam taqtha’hu qatha’aka " Al-MahfudzatWaktu itu seperti pedang, jika engkau tidak menggunakannya dengan baik, ia akan memotongmu PepatahArabWaktu akan terus berjalan, apapun yang terjadi, apapun yang kita lakukan. Matahari akan terus bersinar di pagi hari, tenggelam di sore hari digantikan bulan, lalu terbit lagi di pagi harinya. Begitulah waktu akan terus waktu tidak bisa diputar, pun tidak bisa ditunda. Kita hidup sebagai manusia, tugas kita adalah memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya. Karena kita tidak tidak pernah tahu kapan nikmat waktu akan dicabut dari diri kita, saat kita harus menghadap Yang Maha saatnya kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, berkarya sebanyak-banyaknya, berprestasi setinggi-tingginya, beribadah sekhusyu-khusyu’nya, beramal seikhlas-ikhlasnya, bekerja sekeras-kerasnya, berdoa tiada putusnya. Kalau itu tidak kita lakukan, waktu akan “memotong” kita karena kita telah itu selalu datang di saat akhir. Waktu akan terus berjalan. Singsingkan baju lebih tinggi, kuatkan tekad lebih dalam, niatkan lebih ikhlas, hari ini kita akan menjadi PRIBADI BARU, dengan sikap dan kebiasaan baru yang lebih positif, dengan target-target hidup yang lebih terukur, agar hidup menjadi lebih bermanfaat dan جد وجدSalam Man Jadda WajadaSukses. Bermanfaat. BerkahFollow me on TWITTER akbarzainudin Lihat Pendidikan Selengkapnya Di zaman ini, kita melihat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya dengan sia-sia. Kebanyakan kita saat ini hanya mengisi waktu dengan maksiat, lalai dari ketaatan dan ibadah, dan gemar melakukan hal yang sia-sia yang membuat lalai dari mengingat ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw“Dua hal yang banyak orang tertipu di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari sahabat Ibnu Abbas ra. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahihul Jami’, no. 6778.Padahal kehidupan di dunia ini sangat singkat dan kita bukanlah makhluk yang kekal, tetapi kebanyakan kita lalai memanfaatkan waktu yang telah Allah kami rangkum 7 Pentingnya Menjaga Waktu sesuai dengan perkataan ulama yang Insha Allah dapat menjadi renungan bagi kita agar dapat menjadi manusia yang lebih baik dan tidak menjadi orang yang menyia-nyiakan Sia-siakan Waktumu Selain untuk Mengingat AllahDari Abdullah bin Abdil Malik, beliau berkata, “Kami suatu saat berjalan bersama ayah kami di atas tandunya. Lalu dia berkata pada kami, Bertasbihlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertasbih sampai di pohon yang dia tunjuk. Kemudian nampak lagi pohon lain, lalu dia berkata pada kami, Bertakbirlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertakbir. Inilah yang biasa diajarkan oleh ayah kami.” Dari hal ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh sia-siakan waktu dan selalu mengingat Berlalu Sangat CepatIbnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan mendung.Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”Kematian Lebih Layak Bagi Orang yang Menyia-nyiakan WaktuLalu Ibnul Qoyyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat hawa nafsu, berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan baca kesia-siaan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.”Ketahuilah bahwa Engkau Seperti Hari-harimuHasan Al Bashri mengatakan,ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك“Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, maka akan hilang pula sebagian dirimu.”Waktu Pasti akan Berlalu, Beramal Selama KehidupanmuJa’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri,إنما أنت أيام معدودة، فإذا ذهب يوم ذهب بعضك، ويوشك إذا ذهب البعض أن يذهب الكل وأنت تعلم، فاعمل.“Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, lalu hilanglah seluruh dirimu baca mati sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh karena itu, beramallah.”Waktu Bagaikan PedangImam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan,صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك“Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya memanfaatkannya, maka dia akan memotongmu.”Jika Tidak Tersibukkan dengan Kebaikan, Pasti akan Terjatuh pada Perkara yang Sia-siaKemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lainونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطلJika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik haq, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia batil.”Ya Allah, mudahkanlah kami selaku hamba-Mu untuk memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya dalam ketaatan dan dijauhkan dari kelalaian. JugaHukum Membuang Waktu Dalam Islam Tips Manajemen Waktu Dalam Islam Benarlah kata orang, waktu laksana pedang. Jika kita tidak mampu memanfaatkannnya, waktu sendiri yang akan menebas kita. Semangatlah dalam memanfaatkan waktu luang Anda dalam kebaikan, bukan dalam maksiat. Karena jika kita tidak disibukkan dalam kebaikan, tentu kita akan beralih pada hal-hal yang sia-sia yang tidak ada manfaat. Tidak Mampu Menghitung Nikmat Allah Sungguh telah banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita. Jika kita mencoba untuk menghitung nikmat tersebut niscaya kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari ni’mat Allah.” QS Ibrahim [14] 34 Dalam Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh As Sa’di mengatakan, “Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu untuk menghitungnya” maka lebih-lebih lagi untuk mensyukuri nikmat tersebut. “Sungguh manusia benar-benar zholim dan kufur”. Itulah tabiat manusia di mana 1 dia zholim dengan melakukan maksiat, 2 kurang dalam menunaikan hak Rabbnya, dan 3 kufur terhadap nikmat Allah Ta’ala. Dia tidak mensyukurinya, tidak pula mengakui nikmat tersebut kecuali bagi siapa yang diberi hidayah oleh Allah untuk mensyukuri nikmat tersebut dan mengakui hak Rabbnya serta menegakkan hak tersebut.” Kenikmatan yang Terlupakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kita bahwa waktu luang merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yang telah diberikan Allah Ta’ala kepada manusia. Tetapi sangat disayangkan, banyak di antara manusia yang melupakan hal ini dan terlena dengannya. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ “Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. Muttafaqun alaih Ibnu Hajar dalam Fathul Bari membawakan perkataan Ibnu Baththol. Beliau mengatakan,”Makna hadits ini adalah bahwa seseorang tidaklah dikatakan memiliki waktu luang hingga badannya juga sehat. Barangsiapa yang mendapatkan seperti ini, maka bersemangatlah agar tidak tertipu dengan lalai dari bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan oleh-Nya. Di antara bentuk syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Barangsiapa yang luput dari syukur semacam ini, dialah yang tertipu.” Ibnul Jauzi dalam kitab yang sama mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun dia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dalam aktivitas dunia. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun dia dalam keadaan sakit. Apabila tergabung kedua nikmat ini, maka akan datang rasa malas untuk melakukan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu terperdaya. Itulah manusia. Banyak yang telah terbuai dengan kenikmatan ini. Padahal setiap nikmat yang telah Allah berikan akan ditanyakan. Allah Ta’ala berfirman, ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ “Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu bermegah-megahan di dunia itu”. QS At Takaatsur [102] 8 Waktu yang Telah Berlalu Tak Mungkin Kembali Lagi Penyesalan terhadap waktu yang telah berlalu adalah penyesalan yang tinggal penyesalan. Ingatlah, waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. الوقت أنفاس لا تعود “Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.” Syaikh Abdul Malik Al Qosim berkata, “Waktu yang sedikit adalah harta berharga bagi seorang muslim di dunia ini. Waktu adalah nafas yang terbatas dan hari-hari yang dapat terhitung. Jika waktu yang sedikit itu yang hanya sesaat atau beberapa jam bisa berbuah kebaikan, maka ia sangat beruntung. Sebaliknya jika waktu disia-siakan dan dilalaikan, maka sungguh ia benar-benar merugi. Dan namanya waktu yang berlalu tidak mungkin kembali selamanya.” Lihat risalah “Al Waqtu Anfas Laa Ta’ud”, hal. 3 Hendaknya kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang hamba. Sungguh disayangkan jika waktu belalu begitu saja tanpa digunakan untuk melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak memberikan nikmat kepada kita. Jika kita tidak pandai menggunakan pedang, niscaya pedang tersebut akan menebas diri kita sendiri. Demikian juga waktu yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala. Jika kita tidak mampu memanfaatkannya untuk berbuat ketaatan kepada-Nya, niscaya waktu akan menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasehat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” Saudaraku, senantiasalah engkau meminta pada Allah kebaikan pada hari ini dan hari besok karena hanya orang yang mendapatkan taufik dan pertolongan Allah Ta’ala yang dapat selamat dari tebasan pedang waktu. Ibnu Mas’ud berkata, ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ. “Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” Al Hasan Al Bashri berkata, ﻣﻦ ﻋﻼﻣﺔ ﺇﻋﺮﺍﺽ ﺍﷲ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺃﻥ ﳚﻌﻞ ﺷﻐﻠﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ ﺧﺬﻻﻧﺎﹰ ﻣﻦ ﺍﷲ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ “Di antara tanda Allah berpaling dari seorang hamba, Allah menjadikannya sibuk dalam hal yang sia-sia sebagai tanda Allah menelantarkannya.” Semoga dengan nasehat sederhana ini membuat kita semakin sadar akan memanfaatkan waktu dalam kebaikan. Wallahu waliyyut taufiq. Tulisan lawas di Jogja dan dipoles ulang Sakan 27, KSU, Riyadh KSA, 16 Syawal 1433 H Baca Juga Petuah Ulama, Pentingnya Menjaga Waktu Ampuhnya Do’a Ibarat Tajamnya Pedang

hadits waktu bagaikan pedang