Dongengyang Berkaitan Dengan Bencana Alam Situ Bagendit dari Jawa Barat. Dongeng ini menceritakan seorang perempuan yang serakah dengan harta, dimana dia tidak Legenda Danau Toba dari Sumatra Utara. Menceritakan seorang petani yang menemukan seekor ikan yang menjelma menjadi Rawa Pening dari CeritaRakyat Pendek Bencana Alam. Search the world's information, including webpages, images, videos and more. Google has many special features to help you find exactly what you're looking for..The initial sentence given to a Datin for abusing her maid caused an uproar in Malaysia, rocking the legal world and prompting an online petition for a stiffer punishment..ADALAH suatu yang pelik lagi Selainsebagai dokumentasi kesejarahan, prangko sering digunakan sebagai media edukasi publik akan kearifan lokal yang tentunya berkaitan dengan terjadinya Bencana Alam. Misalnya saja kisah Suku Tengger dari Jawa Timur. Kisah suku Tengger merupakan salah satu cerita rakyat yang disampaikan secara turun-temurun hingga kini oleh masyarakat Jawa Ceritarakyat ataupun dongeng yang berkaitan dengan bencana alam. Question from @Siwiwidiya12 - Sekolah Menengah Atas - Sejarah Search. Articles Register ; Sign In . Siwiwidiya12 @Siwiwidiya12. April 2019 1 4 Report. Cerita rakyat ataupun dongeng yang berkaitan dengan bencana alam . ardisaputri22 Terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir Ketikamusibah bencana alam terjadi barulah menyadari, bahwa ternyata ada peran serta dari ulah manusia sendiri akibat rusaknya lingkungan dan alam. rangka sebagai pengingat bagi bersama terkait kesadaran bersama untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan dan alam, inilah beberapa cerita rakyat yang sekiranya mengandung pesan dan . Jalan beraspal hancur di Balaroa, Palu Barat, akibat likuefaksi pasca-gempa. Foto Jamal Ramadhan/kumparanTopalu'e. Tanah yang terangkat. Diyakini, kata tersebutlah yang menjadi muasal dari nama Kota Palu. Dikisahkan, daratan yang kini menjadi Kota Palu adalah lempeng yang terendam di lautan. Namun, akibat ribuan gempa dan aktivitas bumi yang luar biasa, Kota Palu terangkat’ ke permukaan. Bukannya tak mungkin. Sebab di bawah Palu adalah sesar paling aktif nomor dua di Indonesia Sesar sepanjang 500 kilometer ini membentang dari Laut Sulawesi, membelah Teluk Palu ke Lembah Koro, dan menjulur hingga Teluk Bone di Sulawesi tersebut aktif hingga saat ini. Jumat 28/9, ia bahkan menggeliat dan meluluhlantakkan Kota Palu. Hingga Minggu 7/10, tak kurang dari orang meninggal Topalu’e bagi orang modern yang berhitung mesin-angka tentu berlebihan. Namun, bagi beberapa suku asli di sekitar Palu dan Donggala, sematan predikat peringatan bagi gempa besar benar adanya. Kearifan Lokal Indonesia dan Mitigasi Bencana Foto Basith Subastian/kumparanNeneng Susilawati adalah salah satu anggota tim Ekspedisi Sesar Palu-Koro. Ia, bersama beberapa peneliti lintas disiplin macam geolog Danny Hilman dan Mudrik Daryono dari LIPI, melakukan penelitian soal Sesar Palu-Koro pada Juli 2018. Berbeda dengan para kompatriotnya, Neneng fokus ke soal sosial-budaya di daerah-daerah yang dilewati Sesar Palu-Koro. Di sini Neneng menemukan bahwa suku-suku asli di Sulawesi Tengah sebetulnya akrab dengan gempa bumi dan tsunami. Sederet gempa dan ombak besar memang tercatat pernah menerjang Kota Palu dan sekitar. Selama seratus tahun terakhir, tak kurang lima gempa dan tsunami telah menelan korban jiwa, yaitu pada Desember 1927 dan 1938 di Teluk Palu, 1968 di Teluk Tambung, dan pada Januari 1996 di Suku Kulawi–yang tinggal menyebar di sekitar Danau Lindu, Dataran Kulawi, Dataran Gimpu, dan sekitar Sungai Koro–menganggap gempa-gempa besar dan tsunami tersebut sebagai bentuk cobaan dan ujian. Bumi menuntut introspeksi dari para pemukimnya. Ini berbeda dengan gempa kecil, yang mereka pandang sebagai pertanda leluhur akan datang untuk memperkuat tulang gempa besar ini, upacara Adat Linu gempa bumi dilakukan. Anggota Suku Kulawi menyelenggarakan pemujaan terhadap Karampua Ntana Penguasa Tanah dan Karampua Langi Penguasa Langit. Tujuannya jelas, sebagai ucapan syukur bagi mereka yang selamat dan memohon perlindungan dari malapetaka kepada kedua penguasa langit-bumi tersebut. Upacara yang sama juga dilakukan saat Desa Bora diguncang gempa 6,2 magnitudo sebulan setelah tsunami Aceh di soal cerita dan kepercayaan yang ditemurunkan, mawas diri masyarakat Kulawi terhadap kehadiran gempa bumi dan tsunami yang secara konstan hadir di kehidupan mereka juga diterjemahkan ke dalam arsitektur bangunan. Rumah adat Lobo. Foto Antara FotoRumah adat masyarakat Kulawi yang bernama Rumah Lobo tersusun dari kayu, rotan, dan punya kaki yang mengangkat tubuh bangunan beberapa meter dari tanah. Tak hanya Kulawi, beberapa adat lain pun memiliki ciri arsitektur serupa. Di Desa Labean, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, arsitektur rumah warga menyerupai rumah panggung yang sama-sama terbuat dari kayu. Begitu pula rumah Katabak yang berada di pinggir pantai. Satu elemen penting pada Rumah Lobo juga terdapat di rumah Desa Labean dan Rumah Katabak ini, yaitu badan bangunannya yang terangkat oleh tiang-tiang kayu beberapa meter dari cerita yang didapat Neneng dari penyintas tsunami tahun 1968, struktur rumah semacam itu berhasil menyelamatkan mereka. “Saat tsunami, fondasi kayu di bawah dan tiang-tiangnya hancur, tapi bagian rumahnya tidak. Kemudian rumah itu kayak perahu di atas air. Ia terseret sampai sawah dan penghuninya selamat,” ujar Neneng kepada kumparan, Minggu 7/10. Rumah warga di Labean, Kecamatan Balaesang, Donggala. Foto Dok. Neneng Susilawati/Tim Ekspedisi Sesar Palu-KoroSeiring zaman, jumlah rumah macam Lobo dan Katabak, serta yang ada di Desa Labean, terus berkurang. Begitu pula dengan upacara-upacara dan giat adat yang kini tak semeriah dulu, bahkan tak jarang dianggap bertentangan dengan agama. “Tradisi makin lama makin hilang atau menjadi bercampur dengan tradisi para pendatang,” kata Sesar Palu-Koro ia dan timnya sempat terhenti karena kekurangan sponsor. Meski begitu, mereka akan kembali ke Palu untuk melanjutkan penelitian dalam waktu dekat. Cerita rakyat dan pemilihan arsitektur yang turun-temurun, tak tercipta di ruang hampa. Ia berpatokan pada suatu kejadian atau pengalaman di masa lampau yang mendorong masyarakat untuk meneruskan pembelajaran akibat kejadian tersebut kepada generasi setelahnya. Menurut antropolog Universitas Indonesia, Sri Murni, ada beberapa kriteria bagi suatu bentuk budaya bisa disebut folklor. Selain diturunkan minimal ke dua generasi lewat tutur lisan maupun warisan, ia mustilah anonim alias milik kolektif. Ia juga berumus berpola macam cerita rakyat yang biasanya diawali klise, Pada zaman dahulu’.Walau begitu, menurut Sri Murni, ada satu karakteristik lain yang tak kalah penting dari folklor, yaitu, “Punya fungsi buat masyarakat.”Menurut Sri Murni, ada tiga macam bentuk folklor, yaitu lisan, sebagian lisan, dan bukan lisan. Folklore lisan bermacam dari nyanyian rakyat, cerita rakyat, hingga pertanyaan dan ungkapan tradisional. Sementara, sebagian lisan bisa berupa kepercayaan rakyat dan permainan rakyat. “Yang bukan lisan apa? Makanan rakyat, obat-obatan rakyat, sampai arsitektur rakyat. Folklor bukan sebatas nyanyian, bukan sebatas mitos, takhayul. Lebih luas. Ia harus punya fungsi kolektif,” kata Sri Murni saat ditemui kumparan di Kampus UI, Depok, Jumat 5/10.Fungsi kolektif folklor dalam hal kebencanaan tak hanya ditemukan di Palu dan daerah-daerah Sulawesi ujung barat Indonesia, masyarakat Pulau Simeulue mewariskan folklor lisan yang dikenal dengan sebutan Smong. Artinya tsunami. Meski apabila dirunut lebih jauh ke bahasa akarnya, Davayan, smong juga bisa diartikan sebagai bencana’. Masjid di Banda Aceh masih berdiri setelah gempa dan tsunami Aceh. Foto AFP/CHOO YOUN-KONGPada saat gempa bermagnitudo 9,2 terjadi di penghujung tahun 2004 di Aceh, smong yang dinyanyikan dari generasi ke generasi punya andil besar dalam menyelamatkan ribuan warga Pulau Simeulue dari maut. Hafal luar kepala cerita di dalam smong, penduduk lari ke dataran tinggi yang lebih aman. Dari sebuah bencana yang merenggut total 250 ribu jiwa, angka tujuh korban tewas di Simeulue merupakan catatan yang patut mon sao surito, inang maso semona Dengarkan kisah ini, pada suatu hari Manoknop sao fano, uwilah da sesewan Tenggelamlah suatu desa, begitu yang diceritakan Unen ne alek linon, fesang bakat ne mali Diawali dengan gempa bumi, diikuti surutnya air laut Manoknop sao hampung, tibo-tibo maawi Lalu seluruh negeri tiba-tiba tenggelam Ango linon nek malo oek suruk sauli Ketika terjadi gempa dahsyat, diikuti surutnya air laut Maheya mihawali fano me senga tenggi Segera cari tempat yang lebih tinggi Ede smong kahane, turiang da nenekta Tsunami, itulah namanya, yang dikatakan nenek moyang kita Miredem teher ere Ingatlah semua ini Fesan navi-navi da Pesan dan petuah Smong rumek-rumek mo Smong adalah air mandimu Linon uwak-uwak mo Gempa adalah buaianmu Elaik kedang-kedang mo Guntur adalah detakmu Kilek suluh-suluh mo Kilat adalah lampumu Alahae Simeulue Oh SimeulueMenurut naskah akademis berjudul “Smong” as local wisdom for disaster risk reduction yang ditulis oleh Ayu Suciani dan rekan-rekannya dari Universitas Samudra dan Univesitas Syah Kuala pada 2005, akar kemunculan smong bisa ditarik dari peristiwa tsunami di Simeulue yang terjadi pada 1907. Saat itu, gempa bermagnitudo 7,6 melanda Aceh pada 4 Januari 1907. Gempa menyebabkan ombak besar menyapu daratan dan membunuh lebih dari 50 persen penduduk Pulau Simeulue. Peristiwa terjadi pada hari Jumat ketika kebanyakan masyarakat tengah menjalankan ibadah salat tersebut begitu membekas dalam benak masyarakat Simeulue. Ia abadi dalam nyanyian pengingat yang menegarkan para korban tsunami, kemudian turun-temurun disenandungkan para orang tua kepada anaknya sebagai senandung heran masyarakat Simeulue sudah terbiasa untuk lari menuju dataran tinggi apabila merasakan gempa di bawah kaki mereka. Upacara Purnama Kapat di Pura Besakih, Karangasem, Bali. Foto Antara/Nyoman BudhianaFolklor soal kebencanaan juga terekam di Pulau Dewata’ Bali. Bersama dengan pulau-pulau Sunda Kecil lain yang senantiasa terancam oleh Sunda Megathrust yang menjulur dari barat Sumatera ke selatan Nusa Tenggara dan sesar-sesar lokal yang tak kalah berbahaya, Bali juga cukup sering mendapat bencana dari perut yang paling dikenal adalah Geger Bali. Gempa tersebut yang menghantam Pulau Dewata pada 1917 dengan kekuatan 7 magnitudo. Gempa yang berlangsung selama 50 detik itu membuat pura dan bangunan lain rata dengan juga pernah diguncang gempa bumi tahun 1976 berkekuatan 6,5 magnitudo, sekitar 5 kilometer di sebelah selatan pesisir Laut Bali. Peristiwa ini terekam dalam cerita rakyat yang beredar di Bali Utara, yang mengisahkan bagaimana Bukit Umanyar konon awalnya tidak berada di dekat laut.“Dahulu kala bukit itu berjalan menuju laut. Sampai akhirnya seorang pemelihara bebek terhentak dan berteriak, Bukit Umanyar berjalan menuju laut!’,” ungkap Sugi Lanus, pendiri Hanacaraka Society, menceritakan catatan peristiwa gempa 1976 yang terekam dalam lontarnya. Sugi adalah seorang pelestari, peneliti, dan ahli lontar Bali. Kebetulan, ia juga merasakan langsung gempa Bali tahun gempa bumi di Bali dan Nusa Tenggara antara tahun 1973-2013 Foto Dok. Dwiyanti KusumaningrumFolklor soal kebencanaan di Bali tak hanya terekam dalam bentuk cerita lisan. Dalam lontar Asta Kosala Kosali dan Asta Bumi, folklor dan sikap mawas diri masyarakat Bali terhadap bencana juga mewujud dalam rujukan tata ruang dan bangunan mereka. Naskah tersebut tidak menganjurkan pesisir pantai menjadi permukiman, kecuali untuk fungsi pelabuhan. Selain itu, ada pula local knowledge yang menyebut kosmologi Bali terbagi menjadi tiga hulu kepala, tengah badan, dan tĕbĕn kaki. Bagian tĕbĕn pesisir dikatakan tidak layak huni. Ini sejalan dengan Asta Kosala Kosali dan Asta Bumi yang mengisyaratkan bahaya gempa bumi dan tsunami yang menjadi eksesnya. Dampaknya nyata dan terjadi kepada dua desa kuno di Bali Timur dan Utara, yaitu Desa Tenganan dan Desa Sidatapa. Dahulu, warga kedua desa tersebut bermukim di pesisir pantai. Mereka lalu pindah ke wilayah tengah dengan alasan mencurigakan’, meski kemungkinan besar untuk menjauh dari daerah pesisir yang memiliki potensi terdampak tsunami lebih besar.“Pesisir secara turun-temurun tidak direkomendasi sebagai tempat permukiman. Hanya desa-desa pemekaran saja yang posisinya di pesisir,” ujar di balik cerita-cerita rakyat yang diturunkan lisan dari mulut ke mulut, tersimpan tujuan di dalamnya. Dongeng yang berkaitan dengan bencana alam. Di setiap daerah, tentu ada cerita rakyat ataupun dongeng yang berkaitan dengan bencana alam. Bencana alam adalah kerusakan yang diakibatkan oleh alam, seperti gunung meletus, gempa bumi, maupun banjir. Baca juga contoh Warta bahasa sunda yang menceritakan gempa di kota Palu dalam bahasa Sunda, dan beberapa bencana lainnya seperti banjir di Jakarta dan berita kecelakaan. Dongeng yang Berkaitan Dengan Bencana AlamSitu Bagendit dari Jawa BaratLegenda Danau Toba dari Sumatra UtaraRawa Pening dari Jawa Tengah Beberapa daftar dongeng yang berhubungan dengan bencana alam yang aku ceritakan ulang secara singkat, diantaranya. Situ Bagendit dari Jawa Barat Dongeng ini menceritakan seorang perempuan yang serakah dengan harta, dimana dia tidak suka beramal dan menyimpan semua kekayaannya untuk dirinya sendiri. Ketika banyak warga yang membutuhkan bantua, dia malah acuh dan tidak sama sekali tergetar hatinya untuk membantu. Sampai akhirnya datanglah bencana banjir yang menenggelamkan dirinya dan harta miliknya sampai menjadi sebuah danau. Legenda Danau Toba dari Sumatra Utara Menceritakan seorang petani yang menemukan seekor ikan yang menjelma menjadi seorang wanita cantik, kemudian wanita itu dinikahi. Tetapi dengan syarat, dia tidak boleh mengungkit-ungkit masa lalunya di kemudian hari. Sampai akhirnya, dia memiliki seorang anak yang bernama Samosir yang nakal. Akibat kenakalan anaknya itu, dia murka dan marah, sampai terucap satu kalimat yang sangat menyakitkan istrinya, “Dasar anak ikan.” Akibat telah melanggar janji, datanglah banjir besar yang menenggelamkan satu kampung itu, sampai sekarang menjadi Danau Toba. Baca selengkapnya Legenda Danau Toba Rawa Pening dari Jawa Tengah Cerita Rakyat Rawa Pening ini bercerita tentang seorang kesatria yang dikutuk seorang penyihir karena iri atas kesaktiannya. Kesatria itu badannya dipenuhi luka dan bau yang menyengat. Sampai akhirnya dia bermimpi bahwa ada seorang perempuan yang akan menyembuhkannya, maka dia terus berkelana mencari perempuan itu. Sampai akhirnya dia tiba di suatu daerah yang dipenuhi orang kaya raya, tidak ada orang miskin di sana. Kesatria itu diusir dan dihina. Diapun murka dan menancapkan lidi di tanah. Ketika lidi itu dicabut olehnya, keluar air yang semakin banyak dan menenggelamkan kampung itu sampai menjadi danau, atau sekarang ini disebutnya Rawa Pening. Itulah beberapa kumpulan Dongeng yang Berkaitan Dengan Bencana Alam, semoga bermanfaat. Terima kasih sudah membaca, mohon koreksi jika salah. Bencana alam selalu menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Meskipun manusia sudah memiliki teknologi yang canggih, tetapi bencana alam masih sering terjadi dan menimbulkan kerugian yang besar. Di Indonesia, banyak cerita rakyat yang berkaitan dengan bencana alam. Cerita rakyat ini mengajarkan manusia untuk menghormati alam dan mempersiapkan diri menghadapi bencana alam. Berikut ini adalah beberapa cerita rakyat yang berkaitan dengan bencana alam. Cerita Rakyat Gunung Merapi Gunung Merapi adalah gunung yang terkenal di Indonesia karena sering meletus. Di Jawa Tengah, terdapat cerita rakyat tentang Gunung Merapi. Konon, Gunung Merapi adalah tempat tinggal dari Kyai Suro, seorang dukun yang memiliki kekuatan gaib. Sebelum meletus, Kyai Suro selalu memberi tanda kepada penduduk sekitar untuk mengungsi. Namun, ada satu keluarga yang tidak mengungsi karena mereka ingin melihat kekuatan Kyai Suro. Akibatnya, mereka tertimbun oleh abu vulkanik saat Gunung Merapi meletus. Cerita Rakyat Banjir Bandang Banjir bandang adalah bencana alam yang sering terjadi di wilayah pegunungan. Di Sumatera Barat, terdapat cerita rakyat tentang banjir bandang. Konon, banjir bandang terjadi karena adanya Ikan Raksasa yang hidup di sungai. Ikan Raksasa tersebut sering merusak sawah dan mengganggu kehidupan manusia. Untuk mengusir Ikan Raksasa, penduduk setempat membuat jebakan dengan menggunakan bambu dan rotan. Namun, jebakan tersebut malah memicu banjir bandang yang menenggelamkan desa mereka. Cerita Rakyat Gempa Bumi Gempa bumi adalah bencana alam yang sangat berbahaya karena sulit diprediksi. Di Aceh, terdapat cerita rakyat tentang gempa bumi. Konon, gempa bumi terjadi karena adanya Ular Naga yang hidup di bawah tanah. Ular Naga tersebut sering merusak tanaman dan mengganggu kehidupan manusia. Untuk mengusir Ular Naga, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Ular Naga. Namun, patung tersebut malah memicu gempa bumi yang menghancurkan desa mereka. Cerita Rakyat Tsunami Tsunami adalah bencana alam yang sangat dahsyat karena dapat menenggelamkan seluruh kota. Di Aceh, terdapat cerita rakyat tentang tsunami. Konon, tsunami terjadi karena adanya Ikan Naga yang hidup di laut. Ikan Naga tersebut sering merusak perahu nelayan dan memakan ikan yang diperoleh nelayan. Untuk mengusir Ikan Naga, penduduk setempat membuat perahu dari kayu yang menyerupai Ikan Naga. Namun, perahu tersebut malah memicu tsunami yang menghancurkan kota mereka. Cerita Rakyat Tanah Longsor Tanah longsor adalah bencana alam yang sering terjadi di wilayah pegunungan. Di Jawa Barat, terdapat cerita rakyat tentang tanah longsor. Konon, tanah longsor terjadi karena adanya Raksasa yang hidup di gunung. Raksasa tersebut sering mengganggu kehidupan manusia dengan merusak tanaman dan memakan hewan ternak. Untuk mengusir Raksasa, penduduk setempat membuat patung dari tanah yang menyerupai Raksasa. Namun, patung tersebut malah memicu tanah longsor yang menimbun desa mereka. Cerita Rakyat Angin Topan Angin topan adalah bencana alam yang sangat dahsyat karena dapat merusak bangunan dan menumbangkan pepohonan. Di Sulawesi Selatan, terdapat cerita rakyat tentang angin topan. Konon, angin topan terjadi karena adanya Raja Angin yang hidup di langit. Raja Angin tersebut sering mengganggu kehidupan manusia dengan membuat angin kencang dan hujan lebat. Untuk mengusir Raja Angin, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Raja Angin. Namun, patung tersebut malah memicu angin topan yang merusak desa mereka. Cerita Rakyat Kebakaran Hutan Kebakaran hutan adalah bencana alam yang sering terjadi di wilayah yang kering. Di Kalimantan, terdapat cerita rakyat tentang kebakaran hutan. Konon, kebakaran hutan terjadi karena adanya Setan Api yang hidup di dalam hutan. Setan Api tersebut sering membuat api agar hutan terbakar dan mengganggu kehidupan manusia. Untuk mengusir Setan Api, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Setan Api. Namun, patung tersebut malah memicu kebakaran hutan yang menghanguskan desa mereka. Cerita Rakyat Puting Beliung Puting beliung adalah bencana alam yang sering terjadi di wilayah yang berdekatan dengan laut. Di Jawa Timur, terdapat cerita rakyat tentang puting beliung. Konon, puting beliung terjadi karena adanya Ikan Belida yang hidup di laut. Ikan Belida tersebut sering membuat puting beliung agar nelayan tidak dapat melaut. Untuk mengusir Ikan Belida, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Ikan Belida. Namun, patung tersebut malah memicu puting beliung yang merusak desa mereka. Cerita Rakyat Badai Tornado Badai tornado adalah bencana alam yang sangat berbahaya karena dapat merusak bangunan dan menumbangkan pepohonan. Di Amerika Serikat, terdapat cerita rakyat tentang badai tornado. Konon, badai tornado terjadi karena adanya Dewa Tornado yang mengendalikan angin kencang. Dewa Tornado tersebut sering mengganggu kehidupan manusia dengan membuat badai tornado yang merusak desa mereka. Untuk mengusir Dewa Tornado, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Dewa Tornado. Namun, patung tersebut malah memicu badai tornado yang menghancurkan desa mereka. Cerita Rakyat Gelombang Pasang Gelombang pasang adalah bencana alam yang sering terjadi di wilayah pesisir. Di Bali, terdapat cerita rakyat tentang gelombang pasang. Konon, gelombang pasang terjadi karena adanya Ratu Laut yang hidup di laut. Ratu Laut tersebut sering membuat gelombang pasang agar pantai Bali terkenal di seluruh dunia. Untuk menghormati Ratu Laut, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Ratu Laut. Patung tersebut dipasang di pantai dan dipercaya dapat menjaga Bali dari gelombang pasang yang merusak. Cerita Rakyat Kekeringan Kekeringan adalah bencana alam yang sering terjadi di wilayah yang kering. Di Jawa Barat, terdapat cerita rakyat tentang kekeringan. Konon, kekeringan terjadi karena adanya Ratu Dara yang hidup di langit. Ratu Dara tersebut sering menahan hujan agar daerah terdekat dengan tempat tinggalnya selalu kering. Untuk memohon hujan, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Ratu Dara. Patung tersebut dipasang di sawah dan dipercaya dapat memohon hujan kepada Ratu Dara. Cerita Rakyat Gerhana Matahari Gerhana matahari adalah bencana alam yang sangat jarang terjadi. Di Bali, terdapat cerita rakyat tentang gerhana matahari. Konon, gerhana matahari terjadi karena adanya Raja Surya yang hidup di langit. Raja Surya tersebut sering membuat gerhana matahari agar manusia tidak terlalu bergantung pada sinar matahari. Untuk memohon agar gerhana matahari berakhir, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Raja Surya. Patung tersebut dipasang di pura dan dipercaya dapat memohon agar gerhana matahari berakhir. Cerita Rakyat Gerhana Bulan Gerhana bulan adalah bencana alam yang sangat jarang terjadi. Di Bali, terdapat cerita rakyat tentang gerhana bulan. Konon, gerhana bulan terjadi karena adanya Ratu Bulan yang hidup di langit. Ratu Bulan tersebut sering membuat gerhana bulan agar manusia tidak terlalu bergantung pada sinar bulan. Untuk memohon agar gerhana bulan berakhir, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Ratu Bulan. Patung tersebut dipasang di pura dan dipercaya dapat memohon agar gerhana bulan berakhir. Cerita Rakyat Gerhana Matahari dan Bulan Gerhana matahari dan bulan adalah bencana alam yang sangat jarang terjadi. Di Bali, terdapat cerita rakyat tentang gerhana matahari dan bulan. Konon, gerhana matahari dan bulan terjadi karena adanya Dewa Langit yang mengendalikan gerhana. Dewa Langit tersebut sering membuat gerhana matahari dan bulan agar manusia tidak terlalu bergantung pada sinar matahari dan bulan. Untuk memohon agar gerhana berakhir, penduduk setempat membuat patung dari kayu yang menyerupai Dewa Langit. Patung tersebut dipasang di pura dan dipercaya

cerita rakyat yang berkaitan dengan bencana alam