Gunungteraktif di dunia ini setiap tahunnya selalu menjadi pusat ritual bagi penduduk yang ada di sekitarnya. Menggugah perasaan keindahan (estetik) dan spiritual. 30+ puisi bencana alam lengkap dengan rima indah. Entah tentang banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan lain sebagainya. Gunung merapi, atau kekecewaan hati penyair. KumpulanPuisi Tentang Bencana Alam Gempa Bumi Di Lombok Nusa tenggara Barat Lombok. Puisi bencana alam gempa bumi merupakan puisi yang terinspirasi dari rangkaian peristiwa alam atau kejadian alam semesta, yang dirangkai dengan berbagai kata puisi sehingga menyajikan kata kata tentang bencana alam gempa bumi. Nah bagaimana cerita duka dan kata Kumpulanpuisi bencana alam tentang tsunami Banten dan lampung. Belum kering air mata atas bencana alam gempa lombok dan bencana alam tsunami palu, kembali indonesia diuji dengan bencana alam tsunami di selat sunda yang menerjang Pandegelang Banten dan lampung, yang menelan ratusan korban dan ribuan luka-luka. Atas kejadian bencana alam Tsunami Menanggungpilu sambil tertatih. Anak-anaknya nakal semua. Biar dimarahi tapi tak pernah jera. Puisi tentang alam : bunga yang sedang bermekaran. Image courtesy of num skyman - Puisibencana alam adalah puisi yang menceritakan berbagai hal tentang bencana yang melanda manusia. Puisi tentang bencana alam bisa berisi berbagai hal. Mulai dari menerangkan kejadian. Hingga penyebab bencana alam itu sendiri. Seperti diketahui, banyak sekali kerusakan alam karena ulah manusia. Alam yang tadinya asri dan indah, berubah gersang. Untuklebih jelasnya puisi tentang bencana alam telah menyapa disimak saja bait bait puisi berjudul alam telah menyapa dibawah ini. PUISI ALAM TELAH MENYAPA Oleh: Titis Arkadewi Panuluh. Menjerit menggila Pekik alam menangis Bumi bergoyang samba, dataran tinggi bergetar Bergoncang!!! Lautan bergejolak, ombak menari menyapa beringas . Bencana alam sering melanda. Apalagi akhir-selesai ini. Sehingga berbagai orang yang menciptakan puisi wacana musibah. Entah wacana banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, dan lain sebagainya. Puisi petaka yaitu puisi yang menceritakan aneka macam hal perihal tragedi yang melanda manusia. Puisi tentang bencana alam bisa berisi banyak sekali hal. Mulai dari membuktikan kejadian. Hingga penyebab bencana alam itu sendiri. Seperti dimengerti, berbagai kerusakan alam alasannya ulah manusia. Alam yang tadinya asri dan indah, berubah gersang. Hutan pun semakin botak. Sungai-sungai banyak dikotori oleh sampah. Begitu pula dengan udara. Udara tercemar oleh polusi. Semua itu balasan tindakan manusia. Akibatnya pun akan dirasakan oleh manusia. Misalnya karena hutan makin sedikit, Di demam isu kemarau akan kelemahan air. Sebaliknya saat demam isu hujan, akan menjadikan banjir. Semua itu ialah balasan dari ulah insan sendiri. Berikut ini ialah kumpulan puisi bencana alam. Ada yang terdiri dari 2 bait, 3 bait, dan 4 bait. Semoga bisa menolong. Puisi Bencana Alam Singkat 2 BaitBersabarTerendamPuisi Bencana Alam 3 BaitMenggenangGunung MengamukPuisi Bencana Alam 4 BaitRuntuhAmpuni Dosa KamiPuisi Bencana Alam BanjirHujan Yang Belum RedaSungai SampahDikepung AirPuisi Bencana Alam TsunamiTangisan DukaCahaya HarapanBencana Gempa BumiBumi BerderakRasanya BerbedaRuntuhnya RumahSedih Di HatiKe Mana Berlari?Apa Yang Dimaksud Dengan Bencana?Apa Yang Dimaksud Dengan Gempa Bumi?Puisi Bencana Gunung MeletusAwan PanasAbu LetusanHilang DesakuBerkali-kaliKebakaran HutanDilalap ApiHutanku Yang MalangRindu Pada HutankuPuisi Tentang HutanPuisi Air TerjunKerusakan Alam Puisi Bencana Alam Singkat 2 Bait Di bawah ini yang merupakan kumpulan puisi yang singkat. Hanya terdiri dari 2 bait saja. Bercerita perihal musibah. Tentunya berisi kesedihan. Tetapi juga ada cita-cita. Semoga musibah ini bisa terselesaikan. Banjir Melanda Hujan turun tak reda-reda Amat deras tanpa jeda Semua itu suatu membuktikan Bahwa banjir datang melanda Karena banjir rumah tenggelam Merusak segala harta dan benda Pikiran pun terasa suram Hilang di jiwa rasa bahagia Bersabar Bencana datang kapan saja Kadang-kadang tidak disangka Datangnya dengan datang-tiba Manusia tak siap menghadapinya Apapun yang sedang terjadi Rasa tabah mesti di hati Bencana ini ketentuan rabbul Izzati Sebagai ujian bagi manusia di tampang bumi. Terendam Rumahku terendam air Tinggi sekali hingga di kaki Walaupun hujan hanya sebentar Banjir merendam area lebar Mungkin ini ulah manusia Yang menebang hutan dan rimba Di mana air hendaknya disimpan Jika tak ada pohon di dalam hutan Berikutnya ialah kumpulan puisi yang terdiri dari 3 bait. Biasanya digunakan untuk pelajaran anak-anak SMP. Sedangkan puisi yang singkat umumnya untuk anak-anak SD. Pelajari dan baca dengan seksama. Kemudian cobalah untuk mendeklamasikannya. Menjelang Panen Terhampar luas padi di desa Warnanya kuning keemasan Pemandangan yang membahagiakan jiwa Hamparan sawah bagai hiasan Sayang sayang seribu sayang Hujan turun tak kunjung reda Harapan senang pun melayang Air hujan merendam sawah Bencana ini sungguh menyedihkan Bagi penduduk di pedesaan Padi menguning ini rusak Menyisakan kepedihan Menggenang Ku lewati jalan itu Sehabis turun hujan Air banyak menggenang Di sepanjang tepian jalan Beginilah setiap hujan Air tak tertampung di selokan Akhirnya jalan pun terendam Membahayakan bagi pejalan Kenapa peristiwa ini terjadi Mungkinkah alasannya ulah kita Yang sudah tak memiliki nurani Merusak alam tanpa rasa berdosa. Gunung Mengamuk Kudengar kabar info Gunung Merapi jauh disana Yang lazimnya berdiam diri Kini mulai menunjukkan api Awan panas membumbung tinggi Dari kawah gunung berapi Membuat takut masyarakatdesa Jangan-jangan tragedi menimpa Bila Gunung mengamuk marah Hawa panas dimuntahkannya Mematikan kebun petani Menyisakan rasa sedih. Puisi Bencana Alam 4 Bait Puisi merupakan karya seni. Sudah diketahui sejak dulu era. Puisi kadang dipakai untuk merekam suatu peristiwa. Termasuk puisi di bawah ini. Merupakan puisi wacana peristiwa yang terdiri dari 4 bait. Asap Oh asap… Kau terus mengepul tinggi Dari hutan negeri ini Menyebar ke pelosok negeri Asep sudah menjadi kabut Menutupi persepsi mata Desaku seperti tertutup Memandang pun tak leluasa Wahai insan Mengapa temanmu membakar rimba Menimbulkan berbagai bencana Hingga kini tak juga reda Kau memperabukan pepohonan Sehingga rusak muka hutan Membunuh binatang hewan Apakah engkau tak berperasaan? Runtuh Bila bumi bergemeretak Walau hanya beberapa detak Gedung-gedung akan terguncang Rumah-rumah banyak yang runtuh Begitulah kalau tiba bencana Gempa bumi yang tak bisa diduga Paniklah para insan Banyak pula yang tertimpa Gempa bumi luar biasa Rumah kokoh hancur kesudahannya Kadang rata dengan tanah Tak ada kemegahan yang tersisa Wahai manusia yang lemah Jangan besar kepala di hadapan di hadapan-Nya Bila telah menimpakan bencana Ke manakah kaki selamatkan diri? Ampuni Dosa Kami Bila insan banyak dosa Bumi pun tak mau menerima Bumi gundah dan gusar Lalu tragedi datang melanda Sekiranya insan bertaqwa Maka bumi pun penuh berkah Jauh dari bala tragedi Menjauh dari alam yang murka Bencana ini memang menerpa Agar manusia menjadi sadar Meninggalkan aneka macam dosa Atau memilih mati terkapar Kembalilah wahai manusia Kepada perintah Tuhan yang Esa Bencana di dunia tak seberapa Di darul baka luar biasa Puisi Bencana Alam Banjir Bencana banjir sering terjadi. Terlebih di demam isu hujan. Dahulu bencana banjir umumnya terjadi di kota besar. Sekarang banjir dimana-mana. Di kota maupun di desa. Dahulu yang terkena banjir cuma Jakarta. Saat ini hampir semua kota. Kota Bandung, Surabaya, Pekanbaru, dan kota-kota yang lain di Indonesia. Banyak sekali penyebabnya. Karena telah tidak ada lagi hutan. Pepohonan banyak ditebang. Kemudian susukan air yang kurang baik. Dan tentunya sampah yang menggunung di mana-mana. Terutama di sungai-sungai. Semua itu menjadi penyebab tragedi banjir. Hujan Yang Belum Reda Dan bila hujan datang Resah pula rasa di dada Aku takut banjir melanda Menghancurkan harga benda Hujan ini belum juga reda Dalam hati saya berdoa Semoga tidak terjadi apa-apa Jangan sampai ada peristiwa Hujan ini tak pernah salah Hanya insan yang serakah Membabat hutan rimba Mengundang bala bencana Sungai Sampah Sungai ini begitu jernih Tempat bermain si anak ikan Air mengalir ke sawah-sawah Dari pagi hingga petang Airnya bersih amat bening Sejuk sekali jika disentuh Anak-anak pun bermain-main Berenang di air yang tak keruh Tapi itu kisah dahulu Kini semuanya telah berubah Kondisi sungai amatlah pilu Karena sungai sarat dengan sampah Saat hujan turun deras Air sungai pun meluap-luap Tumpah ke kampung-kampung Merendam rumah di kota-kota. Dikepung Air Bila manusia tak peduli Seolah-olah tidak punya hati Membuang sampah asal-asalan Membakar hutan, menghancurkan pegunungan. Akan tiba saatnya nanti Saat alam mulai beraksi Derita manusia dia tak peduli Karena manusia sudah menyakiti Datanglah banjir yang mengepung Jalan jalan terendam air Di mana-mana penyakit timbul Hati insan pun merasa duka Jika ingin hidup sejahtera Harmonis bareng alam semesta Cobalah untuk senantiasa peduli Jagalah keasrian alam ini. Puisi Bencana Alam Tsunami Bencana tsunami berulang kali terjadi. Di Palu dan di Aceh. Bencana ini menimbulkan kerusakan yang besar. Rumah rumah runtuh. Jiwa insan pun melayang. Tsunami biasanya disebabkan gempa bumi. Yaitu gempa bumi yang terjadi di lautan. Sehingga air bahari bergerak. Lalu bergelombang hingga ke tepi pantai. Ribuan korban jiwa melayang. Ribuan rumah hancur tak bersisa. Begitulah bila bencana tsunami melanda. Di bawah ini merupakan puisi ihwal tsunami. Gelombang Menerjang Di pagi hari yang begitu cerah Manusia melaksanakan aktivitasnya Sang surya pun bercahaya terang Menghangatkan bumi tersayang Tiba-tiba pantai mengering Airnya surut entah kemana Terlihat ikan bergeletakan Kehilangan air dari lautan Manusia asyik bermain Di tepi pantai yang sungguh indah Saat menyadari apa-apa Sebentar lagi datang tragedi Lalu dengan tiba-datang Gelombang tinggi bergulung gulung Bagaikan pohon pohon kelapa Yang menerkam dari samudra Gelombang itu terlihat pelan Padahal melaju ke daratan Hancurkan pantai satu sapuan Segalanya jadi berantakan Tangisan Duka Kulihat wajah-tampang suram Mata mereka terlihat dalam Isak tangis bersahutan Ada bencana dari lautan Anak kecil mencari ibunya Yang terpisah entah dimana Seorang ibu menangis pilu Melihat anaknya terbujur kaku Mayat-mayit bergelimpangan Memenuhi sepanjang jalan Bencana ini cuma sesaat Tapi dampaknya begitu hebat Lautan menumpahkan air Hingga menyapu ke tepian Manusia tak lagi berpikir Hanya mencoba menyelamatkan Rumah-rumah pun runtuh Berantakan diterjang gelombang Bagaikan mainan dari kertas Saat disapu ombak yang keras Betapa lemah insan Saat menghadapi bala tragedi Wajah alam tampak murka Menyisakan pedih semata Cahaya Harapan Bencana merusak seluruhnya Meruntuhkan rumah-rumah Yang dibangun begitu usang Hancur hanya saat itu juga Gedung-gedung yang begitu megah Tak mempunyai kekuatan apa-apa Alam lebih kuat dari manusia Di hadapan tragedi tak berdaya Untuk apa bersedih hati Bencana ini udah di ratapi Nyalakanlah api keinginan Untuk membangun kurun depan Mari kita bangun kembali Meneruskan kehidupan ini Tak ada gunanya bersedih diri Semua luka mari kita obat Semua memang terlihat berlawanan Setelah tragedi datang melanda Tuhan sudah menunjukkan potensi Agar kita pulang ke pintu pertobatan Bencana Gempa Bumi Indonesia kerap kali ditimpa gempa bumi. Gempa bumi memang tak mampu dikesampingkan. Kecuali dengan banyak-banyak bertakwa kepada Allah. Semakin kesini kian banyak gempa bumi. Itulah yang telah disampaikan oleh Rasulullah. Semakin banyak kemaksiatan, bertambah banyak gempa bumi tiba. Gempa bumi bukan sekedar fenomena alam. Tukang kendang terjadinya patahan. Tetapi gempa bumi ada relevansinya dengan dosa-dosa manusia. Ketika tragedi datang, jadi pelajaran bagi orang yang beriman. Gempa bumi besar pernah terjadi di aneka macam tempat. Di Lampung, di Palu, Mentawai, Jogjakarta, dan banyak daerah lainnya. Apabila gempa ini terjadi di lautan, mampu menjadikan tsunami. Bumi Berderak Hanya sesaat Tiba-datang bumi berderak Rumah-rumah patah dan rusak Apa yang sudah terjadi Telah tiba gempa bumi Menggetarkan sanubari Manusia bagaikan limbung Tak tau apa yang terjadi Duka lara merundung Gempa mengguncang negeri ini Rasanya Berbeda Kemarin terasa indah Langit biru begitu cerah Anak ibu bercengkrama Begitu hangat di keluarga Hari ini semua berganti Keindahan itu sudah berlalu Bumi tampak berantakan Orang menangis di reruntuhan Tinggalah puing-puing Yang menyesakkan cita-cita Tubuh banyak yang terluka Oleh tragedi yang datang-tiba Mungkin ini yaitu cobaan Untuk mereka yang beriman Atau sekedar pengingat Agar hentikan semua maksiat Runtuhnya Rumah Di rumah itu Ada canda dan tawa Banyak kita beribu-ribu Semarakan hari-hari dunia Siapa yang menduga Gempa bumi tiba melanda Rumah runtuh seketika Menyisakan puing-puing saja Atap rumah ambruk Tiang tiang sudah patah Dinding kuat runtuh Hati ini menjadi kelabu Sedih Di Hati Seorang anak kecil Sendiri duduk menggigil Menatap rumahnya yang runtuh Ibunya terbaring kaku Ia menatap ke sekitar Desanya mirip tak diketahui Orang-orang ketakutan keluar Dengan paras yang begitu muram Gempa bumi mengganti tampang Yang ceria kini berduka Yang indah kini berubah Puing-puing di mana-mana Sedih pilu hatinya Anak kecil itu meratap murung Hanya air mata yang mengalir Menghadapi peristiwa yang tak terpikir. Ke Mana Berlari? Ketika bencana terjadi Kemana lagi manusia berlari Tak ada tempat untuk berlindung Hanya kepada Tuhan memohon ampun Sungguh tak bisa kita menahan Apabila tragedi menyerang Lemah lunglai segala daya Itulah kekuasaan Tuhan yang Esa Tak ada kawasan berlari Kecuali hanya kepada-Nya Jangan angkuhkan diri Bersimpuhlah kepada-Nya. Apa Yang Dimaksud Dengan Bencana? BENCANA yakni peristiwa atau rangkaian insiden yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan penduduk yang disebabkan, baik oleh aspek alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor insan sehingga menjadikan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan imbas psikologis. Apa Yang Dimaksud Dengan Gempa Bumi? Gempa bumi yakni getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi balasan pelepasan energi dari dalam secara tiba-datang yang membuat gelombang seismik. Puisi Bencana Gunung Meletus Letusan gunung merupakan kejadian yang terjadi balasan endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Bencana letusan gunung terjadi berulang kali di Indonesia. Salah satu yang besar adalah letusan gunung Krakatau. Letusan gunung ini memisahkan antara pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Artinya Gunung Krakatau memiliki letusan yang sangat ahli. Letusan itu terjadi sekitar tahun 1800-an. Menurut para hebat, debu dari letusan gunung Krakatau hingga ke Eropa. Saat ini masih banyak gunung yang masih aktif. Gunung Merapi dan Gunung Sinabung merupakan letusan yang juga sungguh besar. Bencana tersebut menghancurkan pertanian penduduk . Abu dari letusan gunung menimbulkan flora mati. Berikut ini merupakan puisi tragedi gunung meletus. Awan Panas Membumbung tinggi ke angkasa Bagaikan awan yang bergulung-gulung Hawa panas sungguh terasa Sebuah mengambarkan dari gunung Manusia mulai panik Tak usang lagi ada letusan Lava mulai dikeluarkan Dengan bunyi menggetarkan Burung-burung melayang Meninggalkan pegunungan Begitu pula aneka macam hewan Karena peristiwa sudah dicicipi Tak ada yang bisa dijalankan Desa permai ditinggalkan Karena nyawa sebagai taruhan Jika gunung mengeluarkan letusan. Abu Letusan Kau tebarkan bubuk Pada desa yang kamu pangku Menebarkan hawa di udara Panas melanda sangat terasa Kau terbarkan bubuk Pada daun-daun di kebun Sayuran pun mulai layu Panasmu memang tak tertahankan Kau terbarkan debu Ke utara ke selatan Kepada insan maupun hewan Membuat mereka ketakutan Kau terbarkan bubuk Sesuai perintah dari Tuhan Agar tumbuh di hati manusia Rasa takut juga keinginan. Hilang Desaku Hilang desaku Ditimpa oleh tragedi Letusan gunung Memporak-porandakannya Hilang desaku Juga sawah dan kebunnya Yang tersisa hanyalah debu Sisa dari peristiwa itu Kami mesti bangun lagi Membangun desa ini Agar kembali asri Indah berbunga dan bersemi. Berkali-kali Oh Gunung Merapi Engkau masih beraksi Lagi dan lagi Belum juga berhenti Engkau meletus saban hari Membuat khawatir setiap diri Kapankah tenang kembali Melihat wajahmu berseri-seri. Kami cuma menunggu Berdoa di tenda-tenda kami Kau menggelegar kami sunyi Menjaga asa tetap bersemi. Kebakaran Hutan Bencana bisa dalam bentuk apa saja. Misalnya kebakaran hutan, banjir bandang, letusan gunung, ataupun gempa bumi. Salah satu bencana yang terjadi hampir setiap tahun yaitu kebakaran hutan. Biasanya terjadi di waktu kemarau. Kebakaran hutan berpengaruh pada banyak hal. Mengakibatkan kabut asap. Kematian hewan-binatang. Semakin hari hutan di Indonesia semakin sedikit. Hal itu disebabkan adanya pembukaan kebun dan pertambangan. Kebakaran hutan kadang-kadang terjadi dengan alamiah. Namun banyaknya adalah karena ulah manusia. Dilalap Api Api menyala-nyala Menghanguskan pepohonan Memerahkan dedaunan Merusak rumah para hewan Malangnya hutanku Yang hijau dan rimbun Memberikan kesegaran Pada penghuni alam Namun sekarang ia terkapar Oleh api yang membakar Berhari-hari tak juga padam Menyisakan nasib yang kelam Hutanku Yang Malang Dedaunan sekarang berapi Meruntuhkan kesejukan Bermula dari tepi Membakar ke tengah hutan Batang-batang hangus terbakar Hitam kelam menjadi debu Daun-daun berguguran Tersisa jadi ingatan Engkau yang sudah memberi udara Memberi oksigen terhadap insan Memberikan rumah pada margasatwa Kini menanggung beban derita Rindu Pada Hutanku Kami rindu kepada hutan Di mana burung berkicauan Melangkah dalam pertunjukan Mendengarkan nyanyian hewan Kemarin rindu pada hutan Yang luas membentang Menjadi paru-paru dunia Sumber hidup bagi manusia Ini hutanku menanggung luka Jilatan api membuat sengsara Ada ulah dari tangan manusia Yang menjadikannya menderita Puisi Tentang Hutan Hutan memang suatu pandangan baru. Banyak dibentuk menjadi puisi. Silahkan baca di Puisi Tentang Hutan Untuk Anak Sekolah. Puisi Air Terjun Air menggeluti sangatlah indah. Merupakan bab dari alam. Yang merupakan air yang mengalir kemudian jatuh. Biasanya berada di antara pegunungan. Ingin puisi perihal gerojokan? Baca di Puisi Air Terjun Indah. Kerusakan Alam Awalnya alam begitu indah. Seperti gunung, pantai, dan persawahan. Namun kadang-kadang dirusak oleh insan. Entah dengan membuang sampah maupun melaksanakan acara mirip pertambangan. Sehingga alam rusak. Baca puisinya di Puisi Kerusakan Alam. Ref Kumpulan puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan lampung. Belum kering air mata atas bencana alam gempa lombok dan bencana alam tsunami palu, kembali indonesia diuji dengan bencana alam tsunami di selat sunda yang menerjang Pandegelang Banten dan lampung, yang menelan ratusan korban dan ribuan kejadian bencana alam Tsunami Banten atau Tsunami Anyer dan Lampung, blog puisi dan kata bijak, membagikan puisi - puisi tentang tsunami atau puisi bencana alam tsunami di Banten dan Lampung, yang ditulis para penulis puisi sebagai ungkapan prihatin dan kesedihan dalam bentuk bait bait puisi sedih bencana alam tsunami, untuk korban Tsunami pandegelang dan lampung tentang bencana alam tsunami ini adalah rangkaian kata kata sedih yang terinpirasi dari kejadian dan tragedi bencana di Indonesia akhir akhir ini sering terjadi diungkapkan lewat bait bait puisi bencana alam berikut ini adalah daftar judul puisi tentang tsunami dalam kumpulan puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan Lampung yang dipublikasikan diantaranyaTujuh judul puisi tentang bencana alam tsunami Banten dan Lampung yang ditulis beberapa pemuisi yang turut prihatin atas bencana alam indonesia dan para korban Puisi Bencana Alam Tentang Tsunami Banten Dan LampungBagaimana cerita puisi tsunami dan kata kata puisi gempa bumi di Banten yang berdampak tsunami di selat sunda yang dipublikasikan blog puisi dan kata lebih jelasnya puisi tentang tsunami atau puisi bencana alam tsunami Banten dan Lampung, disimak saja berikut ini, kumpulan puisi bencana alam yang terjadi di Banten dan Lampung, yang dipublikasikan atau blog puisi dan kata bijak diawali dari puisi negeriku berduka lagi.1 PUISI NEGERIKU BERDUKA LAGIOleh ZulkifliBaru kemaren palu surut airnyaSekarang banten di terpaGelombang tsunami ganas melandaKembali merenggut nyawaAda apa dengan negeri iniSana sini bencana terjadiAir mata ibu pertiwi jatuh lagiBagai hujan tanpa hentiCobalah kita berkacaAda apa sebenarnyaHingga negeri ini selalu bencanaAtaukah dunia ini telah tuaHingga allah menguji keimanan 23 desember 2018.2. Puisi Teruntuk Desember Hari iniOleh Luciana KaunarKembali pecah suara-suara ibu, ayah beserta anakDipesisir pantai hingga pada jalan-jalan rayaMusibah menembus dinding langit dengan mudahKau datang serupa serigala yang tak kuasa menahan sakitHingga suara keras mu kembalikan Pilu untuk orang-orangKau bangunkan Anak-anak puncak untuk menangis keluarkan ajabnyaKau bangunkan laut untuk muntahkan Seisi perut airnyaKau Merayap pada isi-isi jalananKau pecahkan Aurah bahagia dan ketenanganLaut-laut melamun pada angin dan ombakGunung-gunung Berteriak pada pepohonanLangit Menggemurukan suara kerasTak ada ketenangan dalam duniaHujan, Banjir, Gempa bahkan TsunamiAkhir cerita apalagi pada Desember iniSuara jeritan tangis sudah sampai dimana-manaAyah,ibu bahkan anak-anak sekeluarga pun Tak kuat menahan rasaDecember Hari ini entah kenapa membawakan khawatir dan piluSegala luka akan dirasakan orang-orangAkhir Desember 2018 Milik suara Jeritan KitaPohea, 24-12-20183. PUISI TSUNAMIOle Goelana SatiMeliuk melambai alunanSunset menyela di sela senjaIndah betapa, ombak-ombakSenja memanja, cerah meronaRiak kau tak lagi samaKau menari-nari di atas laut sambil memukulLiuk lambai itu kini semakinmenakutiSeperti emosi yang tidak terkendaliApa salah kami...?Sehingga kau begitu marah pada kamiKau hempaskan tubuhmu yang indah dan memporakporandakan negeri kamiYang mati, mati, yang luka, lukaEsok tak akan ada lagi yang menikmati sunset di tepimuKau mulai pemarah dan suka menghempas badanApa karena kau telah digoncang bumi?Lalu kau membalas dengan hempasan itu?"Sudahlah, usah lihat lagi liuk lambainyaUsah dengar lagi deru syahdu nyanyinyaKini ia pemarah, ia pemangsa, ia menakutkanSetelah ini mari kita kembali, memungut sisa-sisa kemarahannya"*Pray for lampung Selatan Dan BantenBack to list title puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan Lampung ↑4. PUISI SEDIH UNTUK KORBAN TSUNAMI SELAT SUNDABagian kelima puisi bencana alam tsunami yang terjadi di Banten dan lampung adalah tema puisi sedih untuk korban tsunami selat sunda, atau puisi tsunami banten kata kata sedih untuk korban tsunami yang dipublikasikan atau blog puisi dan kata bijak, untuk lebih jelasnya puisi tentang bencana alam tsunami disimak saja berikut ini tema puisi sedih untuk korban bencana alam tsunami selat TSUNAMI SELAT SUNDAOleh Kang Yunuaku tak murka seperti mereka kiraaku sedang menyeimbangan diri sajaaku tak menyadarkan merekakalau pun mereka berpikir sudah seharusnyayang tampak mata hanya lahirannyapadahal kasih sayangmu di atas segalanyaRawa Denok, 23/12/2018PUISI DUKAKU MENYAYATOleh Kang SuhandaLesap sekejapHilang dalam tatapGelombang memecahJasad dan atma terpisahTuhan...Duka itu menyayat hatiPedih melukai di semua sisiHisteris tangis membelah langitRatap pilu luluhkan jiwa terhimpitBencana itu datangTanpa terhalangLuluh lantah menerjangTanpa waktu membilangTuhan...Munajatku setangkup do'aAtas Rahman dan RahimMu kumohonBukakan pintu-pintu surgaMUuntuk saudarakuAgar mereka tersenyum damaidalam kehidupan abadinyaTuhan...Berikan hikmah yang terbaikBagi yang telah ditinggalkanSabar dan tawaqalDalam kekuatan iman di tragedi bencana tsunami selat AMPUNI DOSA KAMIOleh Kang SuhandaApa yang mesti terkataHati renyuh dalam dukaBencana kembali melandaNegeriku porak porandaApa yang mesti kuucapKetika mata tak mampu lagi menatapSemua terhempas seketikaLesap dan tiadaTuhan...Ampuni semua dosa-dosa pemimpin kami yang telah lalai dan ingkar titahSenantiasa memuja kekuasaan dengan menghalalkan segala caraAmpuni semua hamba-Mu yang terlupa ketika tersesat di alam kebodohan telah mendua hati dan syirik kepada-MUJangan Kau tambah azab ini kepada hamba-hambaMu yang masih taat patuh pada TitahMuTuhan...Ampuni semua dosa-dosa kamiJangan Kau siksa kami pada saat kami lalai dan tragedi. Bencana tsunami selat to list title puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan Lampung ↑5. Renungan Bencana AlamOlehEmi SuryaniHari ini terjadi lagi bencana tsunami..belum hilang dalam ingatan gempa di palu..gempa di lombok dan kota kota lain di seluruh penjuru bencana maha dahsyat tsunami di aceh yang menelan ribuan jiwa dan kehancuran. Bencana silih berganti mengguncang ibu alam murka atas kerusakan alam karena perbuatan manusia... Allah SWT murka kepada kita semua sehingga memperlihatkan kekuatanNya supaya kita semua mengingat betapa lemahnya kita menangis menatap layar televisi melihat mayat dimana Allah...kapan tiba masakuku di panggil kembali menghadapMu denagan cara apa dan dimana aku pasrahkan semua padaMu.*Semoga tidak ada bencana kumpulan puisi bencana alam tentang tsunami Banten dan lampung. Baca juga puisi bencana alam tsunami di halaman lain atau puisi- puisi tentang gempa bumi dan tsunami Palu, Lombok dan korban Tsunami Banten dan lampung diberikan ketabahan menjalani ujian. Dan untuk pembaca blog puisi dan kata bijak semoga puisi tentang tsunami diatas bermanfaat. Kumpulan puisi puisi tentang bencana alam, tsunami, gempa palu dan donggala. Berita bencana alam di indonesia 2018 tak henti-hentinya membawa kesedihan yang mendalam, belum kering air mata atas tragedi gempa alam gempa kembali menggetarkan pulau sulawesi disusul tsunami yang menewaskan ratusan orang, inspirasi tentang bencana alam inilah yang dikisahkan puisi bencana alam tsunami, dan beberapa puisi bencana alam singkat untuk kali for Palu, begitulah kata singkat kesedihan untuk palu dan sekitarnya, gempa Palu dan Donggala menyisakan tangis dan duka mendalam, sehingga membangkitkan empati bagi penulis puisi untuk mendeskripsikan perasaan sedih atas tragedi bencana gempa di Palu dengan menulis puisi tentang bencana alam dan puisi gempa tsunami ini adalah susunan daftar kumpulan judul puisi tentang bencana alam gempa dan tsunami yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak atau diantaranyaSekitar empatbelas judul puisi gempa palu atau puisi bencana alam tsunami atas tragedi alam yang terjadi di pulau Selawesi atau tragedi gempa Palu dan DonggalaKumpulan Puisi - Puisi Tentang Bencana Alam Tsunami, Gempa Palu, Donggala Kumpulan puisi bencana alam tsunami yang dipublikasikan merupakan puisi gempa palu atau keprihatinan kejadian alam yang terjadi di palu, yang ditulis beberapa orang sebagai bentuk empati atas bencana alam yang di jadi di Sulawesi tengah atau gempa palu, donggala dan sekitarnyaDan berikut adalah bait-bait puisi tentang bencana alam tsunami dan gempa Palu, diawali dengan tema puisi bencana alam pendek dan puisi bencana alam singkat, berikut ini puisinya.1. PUISI BENCANA ALAM PENDEKBagian pertama dari puisi tentang bencana alam adalah adalah puisi bencana alam pendek dan puisi bencana alam singkat atau puisi gempa palu yang berkisah tentang keprihatianan atas bencana gempa yang terjadi di Palu, yuk kita simak saja puisi bencana alam singkat berikut DUKAKUOleh AmDuka kitaBerpadu satuDalam guncanganLuluhlantakkanKeangkuhanJuga tembokKeangkaramurkaanHingga tersisaTetes airmata dukaDi tanahmuTanahkuTanah pertiwi kita!Duka PaluDuka LombokBuraikan airmatanya!300918Palu, Oh PaluOleh Jangkung AsmoroBermimpi apa kau semalam?Saat sujudmu belum usaiDan doamu masih meninggiDukamu mengejutkan kamiSenyummu sekejap pergiTerpejam dan terus terpejamPalu oh paluJangan kau merasa sendiriBahu kami ada untukmuBack to list title ↑ kumpulan puisi bencana alam ↑2. PUISI UNTUK BENCANA ALAM PALU DAN DONGGALASelanjutnya bagian kedua adalah puisi- puisi untuk bencana alam atau puisi gempa palu yang terjadi di palu dan donggala, bagaimana cerita puisi bencana alam tsunami dan kata kata puisi dalam bait puisi tentang bencana alam tersebut, untuk lebih jelasnya disimak saja berikut puisi untuk bencana alam dibawah PALU DAN DONGGALAOleh Muklis PunaTinta- tinta membeku di ujung penaAir mata surut dihisap pasangBumimu demam dan diareMari pinjamkan resah mu pada negeriDada berdegup luruh menatap laraPada matahari merangsek menuju kandangJasad mu menggigil dalam gelegakRumah rumah luluh lantakBayi bayi menjeritDarah -darah diperas diwajahKetuban pecah, buih raksasa menerjangMenguras pantai merambah desa -desaKetakutan mengotori udaraGunung- gunung disasarSaat matahari tiba di sarangPusara kematian berjejeranOh...Palu dan Donggala Apakah kau tragedi terakhir? Atau Kau masih disusulHanya selentingan doaKukirim di ujung selatKisah mu telah kutanam dalam dadaOh ...Palu dan DonggalaBertahanlah dalam dukaKau tidak sendirian di negeri penuh dukaAku, Kami, dan kita dalam tempahan ilalhiLhokseumawe, 29 September 2018DOA UNTUK DONGGALAOleh Iskandar ZulkarnainGempa mengguncang lagiMenggetarkan bumi pertiwiMenghempaskan lautanMembelah daratanPepohonan menyelamReruntuhan mengambangKuasa Tuhan mana lagiYang harus kita dustai?Laut, daratanTebing dan hutanMemuja harapanMenatap reruntuhanSanak bersepahOrang-orang penuh resahDuka dan ratapanMenyaksikan kehilanganMari rimbakan doaPada kawan-kawan semuaKepada tangis sesenggukanKepada ampunan TuhanJH_Kdr 300918SENJA DI DONGGALAOleh Wiena Recky Sore menjelang senjaKetenangan tiba-tiba di guncangBumi bergetar dahsyatDi setiap sudut kota donggalaKepanikan kian menjelmaKetika sunami menyusul datangnya gempaRibuan rumah pora-porandaRatusan jiwa melayangPuluhan orang hilangDan berjuta keluarga kehilangan tempat tinggalSenja donggala mencekamDibalut rintihan jeritanDitimpa reruntuhanDi hanyutkan sunamiTUHAN,kuasamu begitu besarKala bumi engkau goncangkanKetika air laut engkau naikan kedaratanYa ALLAH,Ampuni segala dosa-dosa kamiAmpuni segala khilaf kamiLindungilah kami dari semua bencana iniJAKARTA30 september 2018 1106PUISI INGATLAHOleh Arief ChandraWahai insankita yang dilenakannikmat dunia permainanwarna rupa dan juga rasagairah syʌhwat nʌfsu durjayang telah lalaikan jiwaakhirnya berbuah bencanayang tak berdosa jadi korban juasemoga mereka diterimadisisi Allah azzawajallaWahai insan, insyaflahjangan lagi kita terlekabujuk rayu nʌfsu duniakemilau fana bercahayamenipu pandang netraWahai saudaraku semuadi Palu dan Donggaladoa kami ikutlah sertasemoga tabah kiranyahadapi ujian yg menderaair lautan yg telah murkasemua kehendak Allah juaIngatlah hai saudaradibalik itu semuapasti ada hikmahnyasemoga kita semuamenerima dan tabah pulasemoga Allah berikan pahalayang setimpal kiranyamarilah kitarenungi itu semuadibalik musibah ada rahasiadidalam rahasia ada hikmahnyaDoa kami buat saudaradi Palu dan Donggalakami pun turut berduka30-september-2018 jambi Back to list title ↑ kumpulan puisi bencana alam ↑3. PUISI BENCANA ALAM TSUNAMI PALU DAN DONGGALABencana alam gempa palu yang di susul tsunami menewaskan ratusan orang, membawa keprihatinan mendalam. dan berikut adalah puisi empati atas bencana alam tsunami yang terjadi di palu dan donggalaPuisi-puisi bencana ini bukanlah puisi bencana alam singkat dan puisi tentang bencana alam 2 bait, tetapi puisi bencana alam panjang, yuk kita simak saja puisi bencana alam tsunami dibawah Palu PiluOleh Fransiska Ambar KristyaniGempa menyalak tsunami kompakBerserak jazat di himpitan serakan kerusakanSeorang bocah diam dalam boncengan TNI penolongnyaMenatap reruntuhanDi mana ibu di mana bapak apakah guncangan telah melahap keduanyaCerita luka ini terus berulangBocah diamBertahan dalam amuk alamTsunami menghempas teriakanMengerikanPalu menjerit bocah masih diamDonggala tangismu tersimpan dalam catatan catatan merekaAdakah Kau mau bicaraPadaku yang kian membatuSemarang, 29 September 2018Pilu Palu Ditalu Di paluKaryaErum RumiasihSenja memerah baru berlalubumi di Palu bagai dihantam, dipaluberguncang hebat, mengundang pilutersapu tsunami yang menggulung menderujerit, pekik, tangis ketakutan menghantuberlari, berlindung takut tersapusementara gulungan ombak mengejar, memburumelahap semua, tanpa pandang buluInikah tanda Teguranmu?isyarat agar kami mengingatMuTak hidup bersitegang, berseteruBerebut kursi, hingga tak ingat waktuPalu ditalu kami malumalu,sibuk urusan dunia meluluTanah Palu ditekuk, kami takutTakut azab-Mu segera menjemputPadahal amal belum ada umur sudah lanjutAstagfirullah...Ampuni kami Yaa AllahLindungi saudara kami Yaa AllahLindungi kami...Bandung, 29 september 2018RETAK TANAH DISAPA BENCANAKarya Suyatri YatriBahu siapakah kan kupinjam untuk bersandar sekadar membuang butiran bening yang menetes di mataku?Ah, terlalu berat beban yang kupikul dari luka yang mengguncang negerikuSaat jerit pilu telah memenjarakan nestapa di tanah DonggalaMamuju pun bersambut duka dari napas yang terhentikanSementara amukan sadis gelombang setinggi rumah telah meratakan Palu dengan puing-puing deritaTuhan sedang menguji bangsaBertubi-tubi disapa bencanaBelum kering darah dan air mata memercik di dinding nestapaHempasan tragedi menimbun tubuh lemah tiada dayaTersungkur limbung retak tanah mematah tungkai merimbun laraDongeng ratu bermata sayuMencecah kerajaan berseteruHingga Allah membalikkan lautan biruMenumpah kecup daratan menggigil piluNikmat yang mana disembunyikan dari Yang Mahasempurna?Alam terbata saat tanya tiada jawabnyaGemuruh salah menumpuk hinggapi jiwaJangan salahkan bumi telah menuaSebab diri telah lena oleh kemewahan duniaRokan Hulu, 29 September 2018Hak Cipta ©2018 Suyatri Yatri Back to list title ↑ kumpulan puisi bencana alam ↑4. PUISI TENTANG GEMPA BUMI DI PALU DAN DONGGALAGempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi lempeng Bumi.inilah yang terjadi di Pulau sulawesi yang menyebabkan bencana alam gempa di Palu, donggala dan sekitarnya, Berikut adalah puisi tentang bencana alam dan puisi tentang gempa bumi serta puisi gempa paluyang dipublikasikan silahkan disimak saja puisi bencana alam tsunami berikut iniPALU TERGUNCANG PILUKarya Suyatri YatriTeguran Allah kembali singgahi lapisan bumiDari Lombok bergeser ke PaluGetarannya hingga ke pun naik hingga tenggelamkan Masjid AgungKembali dipertanyakan mengapa 7 SR mengguncang negeri?Palu terguncang piluDua meter tingginya air melahap gedung hingga luluh lantahJerit tangis panik histerisLuka kembali bersenandungKita sedang berkabungDoa dan zikir menenangkan jiwa yang bingungKe mana arah yang hendak di tujuKejaran air telah hempaskan segalanyaKembali muhasabah jiwa atas bencana yang melandaRokan Hulu, 28 September 2018Hak Cipta ©2018 Suyatri YatriMEMBACA TANDAOleh Muklis PunaLombok berdentangBerulang-ulang berguncangAir mata meluap bandangRumah- rumah rubuh seketikaBumi meradang menoreh lukaLebam duka masih merekahPalu bergetar hebatLaut meludah pasir menebar mautPerut bumi mual-mualMuntah dimana sajaOrang orang melenggang dosaMatanya rabun tanda tak terbacaSombong ditimbun di ubun ubunKabut hitam mengendap dalam dadaBerkacak pinggang menopang langitPalu, Lombok Yogyakarta, Aceh dan PadangAdalah tanda bumi meradangBeban melimpah, pasak -pasak melepuhKekuasaan bagai bangkai diantara harimau laparMasih berapa lagi tanda dinampakkan?Lhokseumawe, 28 September 2018PALU,TERHANTAM PALUOleh NoeKau dengar teriakan pilu di antara gelegar ombak yang menyapu segalanya?Kau lihatkah kapal besar yang melintang di jalan raya?Kaurasakankah rumah rumah mengapung dengan para penghuninya?Palu terhantam palunya bumi hingga semua kocar kacir dalam serakanLalu apa yang engkau pikirkan?, Kasihan?Mohon ampun seraya sedikit mempertanyakanKenapa Tuhan, mengapa Tuhan?Namun dalam diri dan dadamu sendiri engkau butakanBerhentilah merasa iba sebentarTengok nuranimu yang begitu mudah tersulut dan terbakarTelʌnjangilah segala nʌfsu, sombong angkaramu yang tlah begitu meliarLalu jujurlah bahwa kita ini kepada alam dan Tuhan telah menjadi manusia yang kurang ajarTelah tersirat, dan tersurat berguncang lah wahai bumi dan lautanDi mana telah terjadi kemungkaranMabʌk zinʌ dan atas segala ketidak adilanDan lalu berhentilah ketika mereka kembali pada kebenaranDulu Aceh, Jogja kemari lombokDonggala, palu dan entah kapan dan di mana lagiBisa terjadi di mana kita sekarang ini berdiriBerhentilah sebentar engkau merasa iba ber-atensiMari kawan kita mengintrospeksi diriKatakanlah bencana tak akan terjadiBila rasa kita masih santun dan punya rasa peduliPada sesama dan Tuhan sang segala pemberiKita, bukankah masih punya nurani?30 September 2018 0613Back to list title ↑ kumpulan puisi bencana alam ↑PUISI INDONESIA BERDUKAOleh Maria Fatima AnmuniDuka Negeri IniAir mata di lombok belum. keringAlam kembali mengguncang Palu dan Donggala bumi makin kropos hingga tak mampu kuat menahan guncangan alam meluluh lantahkan kehidupan manusia amukan alam hanya sesaat tapi menorehkan luka dan duka berkepanjangan bagi manusia luka yang takkan pernah sembuhBanjir darah dan air mata menghyutkan taman hidup saudara kitaBencana alam tak dapat dihindariRintihan pilu anak manusia yang kehilangan sanak family, alam tak mengerti akan rintihan ituNamun Tuhan masih ada untuk kita ada kekuatan puing reruntuhan banguan berceceran mayat mayat tergelatak begitu saja luka-luka menganga bau darah makin tajamOh Tuhan tak sanggup kami lihat mayat saudara kamiDarah mereka kering dibadan ingin kuusap darah itu dengan doaDuka saudara kami adalah duka negeri iniTangis mereka adalah tangis kami susah mereka adalah susah kami karena kami adalah Bhineka tunggal ika kami adalah SaudaraDalam doa kupersembahkan mereka yang menjadi korban amukan alam Tuhan, alamMu telah memanggil saudara kami kembali ke hadiratMu di sisiMu. Hanya diKaulah yang mampu mengusap air mata kami, duka negeri ini kami letakakkn kumpulan puisi-puisi tentang bencana alam tsunami gempa, yang terjadi di Palu Donggala dan sekitar, semoga saudaura sebangsa setanah air kita, yang terkena musibah di beri ketabahan, menerima cobaan bencana alam gempa dan tsunami. Kumpulan Puisi bencana alam di Indonesia tentang gempa dan tsunami. Indonesia kembali diuji kesabaran dan ketabahan menghadapi bencana alam, baru beberapa bulan yang lalu gempa lombok dan Tsunami Palu, memporak-poranda daratan Nusa Tenggara serta daratan Sulawesi Tengah, menelan ribuan korban membuat indonesia tahun 2018 Indonesia kembali berduka, Gelombang tsunami selat sunda kembali membawa petaka, yang menyebabkan tsunami Banten dan lampung dengan rentetan bencana alam yang terjadi di Indonesia, puisi-puisi yang dipublikasikan blog puisi dan kata bijak adalah artikel bencana alam di indonesia dalam bentuk puisi tentang bencana alam gempa bumi dan berikut ini daftar judul puisi bencana alam di indonesia 2018 yang dipublikasikan diantaranyaDelapan judul Puisi bencana alam di Indonesia, diantaranya puisi gempa bumi dan tsunami. yang di tulis oleh beberapa pemuisi yang peduli dengan keadaan alam Puisi Bencana Alam Di Indonesia 2018 Tentang Gempa Dan TsunamiBagaimana isi artikel bencana alam di Indonesia dalam bentuk bait bait puisi tentang bencana alam? untuk lebih jelas, cerita puisi dan kata kata bencana alam, yang berisikan puisi gempa bumi di indonesi dan puisi-puisi tentang tsunami disimak saja berikut ini kumpulan puisi bencana alam di indonesia.1. PUISI TSUNAMIOleh Popon KomalaBatu karang berteriak menahan hantaman ombakPasir-pasir merintih menahan sakitBanyu mengamuk tak terkendaliSemua berlari mencari tempat yang tinggiTiada harta benda yang pikirkanSemua seakan telah terlupakanHanya nyawa yang didambakanSelamat tak menjadi mayatTak seorangpun bisa menghadangKetika Allah telah mentakdirkanTinggallah Dia mengucapka"Jadilah !Semua makhlukpum akan angkat tanganTsunami kini telah terjadiSebagai bukti Kuasa IllahiTinggallah manusia tuk mawas diriKemana nantinya langkahkan kaki membawa hati2. PUISI DESEMBEROleh Lanie LukmanTerkikis hati dalam DesemberMerintih jiwa penuh asa dan dukaAkhir tahun penuh tragedi dan kesedihanCerita perjalanan hidup dalam suka dukaNamun semua adalah tulisanAlam beriak insani terhentakBencana dan rencana TuhanSemua terwujud dalam sekejapAir melonjak gunung muntahkan baraBayu berputar bagaikan baling baling raksasaBumi bergoyang porak porandakan seisinyaTeguran sungguh dahsyatBergetar jiwa dalam dilemaDengan apa yang kini terjadi di bumi indah iniHanyalah Tengadah penuh harapAmpunan darimu ya ilahiBandung 25 Desmber 20183. PUISI BENCANA ALAM TSUNAMI BANTEN DAN LAMPUNG Yang Datang KembaliOleh Erum RumiasihLangit negeri temaram kelabuTsunami kembali bak masih merindubertamu apel di Malam Minggumenyapu pesisir Selat Sunda tanpa malusetelah wisata ke Lombok dan PaluBisik pesisir yang menawanmelambai mengajak wisatawanberlibur menikmati suasana pantaitak sadar bahaya datang mengintaidi saat mereka sedang bersantaiAnak Krakatau lama mengidap batukmenahan sesak terbatuk-batukdahak lava menyembur di muluterupsi pun mendorong longsor bawah lautmengundang tsunami pembawa mautJerit tangis kembali memekikwarga selamatkan diri paniktakut tergulung ombak tsunamiyang bertandang di malam harimenebar ambigu di dalam diriTsunami kembali menelan jiwapesisir pantai diluluhlantahkanlava panas Anak Krakatau muntahkancoba bacalah Isyarat Tuhanmelalui tulisan fenomena alamPantai Carita kini bawa ceritacerita duka penuh luka laraberisi pesan Yang Maha Kuasamengajak diri bermuhasabahuntuk slalu jalankan kewajibanridho Allah yang jadi tujuansebelum ajal menjemput datangCikancung, 23 Desember 2018Back to list title puisi bencana alam di Indonesia ↑4. PUISI TENTANG BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN TSUNAMI PALUBagian ke empat puisi tentang bencana alam gempa dan tsunami adalah puisi tentang bencana alam gempa bumi dan tsunami palu, bagaimana isi dari rangkaian kata kata puisi bencana alam tsunami yang dipublikasin atau blog puisi dan kata bijak disimak saja berikut ini, puisi tentang bencana alam gempa bumi dan tsunami paluGEMPA, TSUNAMI, DI PALU DAN DONGGALAOleh Adi Taufik, ketenangan suasana malamTerasa damai nuansa alamNamun di balik bumi yang diamTersimpan amarah yang begitu dalamHati kecil kembali digugahKetenangan Palu, Donggala musnahTsunami datang sebagai musibahHarta, beribu nyawa lenyaplah sudahKita tidak perlu bertanyaAda apa dan salah siapaKarena tertulis dalam sabdaSemua ulah tangan manusiaMari bercermin pada diriMemohon perlindungan Sang Maha PemberiSemoga musibah yang sedang mewarnaiBerganti indah dalam kasih IlahiLampung, 20 Oktober 2018CatatanSabda = perkataan Rasulullah SAW dalam hadis/ KAMI TERLALU BANYAKKarya SugihartonoBelum sempat kuberanjakDari tempatku berpijakTanah lagi-lagi bergerakJalanan kembali retak-retakGelombang ombak bergolakSepanjang pantai luluh lantakMati dan hidup tak berjarakTsunami dan gempa mempersempit gerakMusibah menjadi agenda almanakNamun sayang tiada pernah disimakPenyambutan cuma dengan isakSelebihnya adalah pendirian barak-barakOrator sibuk berteriakPenyair sibuk bersajakPenguasa sibuk menghimpun pajakUlama sibuk mencari bakiakPalu, Donggala terkoyakTangisku meledakDosa kami terlalu banyakMusibah beruntun merebakTuhan Maha BerkehendakManusia tak bisa berbuat banyakTsunami dan gempa datang berarakPermohonan ampun masih lelap di ketiakBack to list title puisi bencana alam di Indonesia ↑.5 PUISI BENCANA ALAM INDONESIA TENTANG GEMPA LOMBOKDan selanjutnya adalah puisi bencana alam Indonesia Tentang Gempa Lombok, Bagaimana cerita dan makna puisi gempa bumi yang dipublikasikan untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini puisi-puisi tentang bencana lombok bagian kelima kumpulan puisi bencana alam di SEBUAH NAMA LOMBOKOleh Arya Musafir SenjaMasih tersuguhSajian duka yang tak berteduhDari jiwa yang merintih di gubuk kumuhBersama teriak tangis meratap istana yang runtuhMasih terlihatDuka menyayatDari mereka yang serak berteriakDicumbu guncangan yang sangat dahsyatMasih terdengarHisteris membingarDari sederet mata yang bernanarDi sela gempa yang menggelegarMasih di sanaDi tempat yang samaDi pulau seribu masjid disapa bencanaPorandakan indahnya panoramaEntah sampai kapanBencana dihentikanTatkala hamba TuhanPun masih gemar dengan kesalahanKalbar, 21 Agustus 2018PUISI GEMPA LOMBOKOleh Budi SantosoTuhan .. !Kenapa bencana melanda ..Kembali mendera ..Lagi dan lagiKenapa Tuhan ... ?!Derai berurai ..Apakah mereka jarang menangisAtau tak pernah memintaAmpunkan Tuhan ... !Mungkin karena tak mengertiTak faham makna berartiBimbing agar to list title puisi bencana alam di Indonesia ↑6. PUISI COBAANOlehRaisya MeilaniGeliat bumi memporandakan harapanMeluluhlantakkan kehidupanBegitu singkat guncangan ini meruntuh menghancurkanSungguh langkah menjauh tak mudah, bahkan tertahanBencana ini tak bisa di hindariHarta tak lagi dimilikiLuka tak mudah terobatiNyawa tak bisa tergantiUjian ini pantas ditangisiNamun jangan diratapiSebab padaNya kita telah berjanjiUntuk berserah dan merela semua titipanNya kembaliSaudaraku tetaplah bertahan dan tabah menghadapiSebab Sang Maha Memiliki pun telah berjanjiDisiapkanNya semesta surgawi bagi yang tahan ujiSemoga cobaan ini tak menyurutkan iman di hatiNamun justru makin khusyuk kita mendekat pada Sang IlahiTak henti-hentinya kami syafa'atkanDo'a mengiringi ketegaranDan begitu banyak relawan setia menggalang urun juga bantuanUntuk saudaraku di selat sunda mohon sampaikanBandung, 26 Desember 2018Turut berduka cita dan berdoa bagi saudaraku di selat sundaDemikianlah kumpulan puisi bencana alam di Indonesia 2018, tentang gempa dan tsunami, baca juga puisi puisi tentang bencana alam di halaman lain blog puisi dan kata bijak, semoga puisi yang dipublikasikan diatas dapat menghibur dan bermanfaat. Puisi Tentang Bencana Alam – Bencana adalah salah satu fenomena alam yang sudah pasti menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi materi, kerusakan hingga melayangnya nyawa banyak orang. Jenis-jenis bencana alam pun juga beraneka ragam, dan notabene ditakuti semua orang, sebut saja seperti bencana kecil layaknya banjir, angin kencang, tanah longsor hingga bencana besar seperti gempa bumi dan Tsunami. Tidak jarang pula berbagai bencana menimpa tanah air kita, sebut saja bencana Tsunami tahun lalu di Palu, yang merenggut banyak nyawa serta kerugian yang jumlahnya tidak sedikit. Kendati demikian, Bencana hanya menyisakan luka, duka, kesedihan serta kesadaran manusia yang datang terlambat, baik kesadaran atas takdir, maupun cobaan yang diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri. Untuk mengekspresikan atau mengenang tentang bencana alam, di bawah ini telah terangkum beberapa Puisi tentang Bencana Alam Tsunami, Gempa bumi, banjir dan lainnya. Puisi sedih untuk korban bencana di bawah ini saya ciptakan untuk mengenang mereka yang wafat dalam fenomena tersebut, termasuk penggambaran kesedihan dari orang yang ditinggalkan sanak saudara. Fenomena Banjir merupakan peristiwa dimana air sungai meluap, yang disebabkan oleh hujan deras dalam waktu cukup lama, sehingga badan sungai tidak mampu menampung arus air yang datang dari hulu, maupun dari tempat/daerah itu sendiri. Dampak banjir akan sangat terasa bila genangannya telah memasuki rumah warga, yang menyebabkan mudahnya terkena penyakit, sehingga akan banyak dari mereka yang mengungsi. Salah satu penyebab banjir adalah kurangnya perhatian masyarakat mengenai kebersihan sekitar sungai, terutama soal sampah. Sehingga bila banjir telah datang, yang ada hanya mengeluh dan rasa penyesalan. Dan untuk mengekspresikan kesalahan manusia tersebut, serta untuk menyadarkan diri sendiri maupun sekitar, luapkan dengan kumpulan Puisi tentang bencana alam banjir di bawah ini Rintih Bermain Air Anak kecil disamping rumah, Dengan ceria bermain air, Menyepak dan menyembur, Berlari dan berenang. Awalnya aku terpukau, Tapi kenyataan berkata lain, Mereka sejatinya tengah merintih, Tertawa dalam tangisan. Pedih, mengiris dan duka, Penyakit mengintai mereka, Berada di sekeliling mereka, Bahwa itu adalah bencana. Bersabarlah sayang, Maafkan Mereka, Jadilah anak yang setia, Untuk menjaga alam semesta, Kala kau beranjak dewasa. Jangan kau sesali, Aku tahu kau belum mengerti, Aku paham kau masih buta dan tuli, Namun inilah yang terjadi, Jadikan cobaan alam sebagai penyadar diri. Ketika Sungai Berang Setiap pagi kau mandi disana, Begitu pula sorenya, Bila masa kau libur, Puluhan helai kain kau cuci, Hingga pulang menyisakan buih. Namun, sampah itu kau biarkan, Mengalir dan terus mengalir, Hingga menyumbati alirannya, Sampai masanya kau sadar, Bahwa air telah berang. Jangan kau sesali, Sesungguhnya ada suatu muak, Rasa sabar yang habis, Tertelan keegoisan manusia, Tanpa ada peduli dan mau menjaga. Rasakanlah, Kala genangan membuatmu sulit, Untuk berpijak dan melangkah di rumah. Belajarlah, Bahwa apa yang tanah, Itulah yang kan dipetik. Ketika air sudah berang, Meluluhlantakkan yang dilewati, Menghancurkan yang diterpa, Hingga bisanakan yang kau sayangi. Belajarlah. Sore ini, hujan begitu deras, Menghantam bumi dengan ganas, Sementara di seberang jalan, Beberapa anak menari ceria, Menikmati anugerah Yang Kuasa. Padahal, cerita berakhir lain, Di kala hujan reda, Perlahan genangan mengalir jauh, Tanpa komando tanpa patuh, Tanpa iba menghajar yang rapuh. Bagaimana tidak, Tempatnya berlalu telah tertutup, Sebab watak manusia yang enggan, Memberi perhatian terhadap selokan. Maka dari itu, Tak perlu tangisi yang terjadi, Jangan sesali kenyataan ini, Semua takkan terjadi, bila manusia peduli. Hingga hujan tiba lagi, Genangan masih mengepung, Mencuri seisi rumah, Menghanyutkan secuil gairah, Dari mereka yang mengharapkan sepercik cerah. Kurangnya Terima Kasih Tuhan mempersembahkan semua, Tanpa meminta balas jasa, Lalu kenapa banyak yang berdusta, Tidak mensyukuri nikmat dari-Nya ? Tak henti manusia merusak, Mencemari air dengan membabi buta, Seakan tanpa memperdulikan akhlak, Hanya mementingkan hasrat bejatnya. Sampah, dan kerusakan ekosistem sungai, Tak bisa dihenti dan diderai, Kekeruhan air terus melukai, Keseimbangan alam menjadi kacau. Kurang apa lagi? Ya, kurangnya terima kasih, Sesaat setelah sungai meluapkan amarah, Menembus dinding memasuki rumah, Kau malah mencari siapa yang salah. Tanpa mau bercermin karena ulah. Kurangnya rasa syukur, Hingga saat tanahmu hancur, Bumimu melebur, Hanya air mata yang terguyur, Belajarlah, sadarlah. Terabaikan Air terus mengalir, mengikuti arusnya, Anak kecil riang gembira, Melompat dengan hati bahagia, Dengan temannya mengukir cerita. Sementara di seberang sana, Keserakahan manusia semakin nyata, Hancurkan alam sambil tertawa, Menguras habis sungai dan kekayaannya. Anak kecil tadi hanya merenung, Bertanya-tanya dalam hati, “Apa yang dilakukan mereka?” “Kenapa air sungai selalu keruh?” Lanjutkan saya berenangmu. Semua terabaikan dengan jelas, Hanya luka yang hadir membekas, Terpaksa menahan sembari ikhlas, Tunggulah Tuhan memberi balas. Puisi tentang Bencana Alam Tsunami Siapa sih yang tidak kenal Tsunami, terutama yang lahir di bawah tahun 2000-an, setidaknya mereka mengingat bagaimana dahsyatnya Tsunami yang menghantam Provinsi Aceh tahun 2004 silam, yang menewaskan ribuan orang. Yap, Tsunami adalah bencana alam yang terjadi dimana air laut menciptakan gelombang ombak yang besar, sehingga menyapu wilayah disekitarnya dalam jarak yang luas. Tidak tanggung-tanggung, gelombang tsunami akan menghancurkan apapun yang dilaluinya, mulai dari pemukiman warga hingga gedung-gedung tinggi sekalipun. Sehingga, yang tersisa selepasnya hanyalah tangisan. Peristiwa Pilu ini sebenarnya telah terjadi beberapa kali di Indonesia, dimana bahkan puluhan ribu nyawa telah melayang. Kesedihan yang tak terbendung akhirnya membekas di hati seluruh rakyat di tanah air. Nah, di bawah ini, telah saya rangkum beberapa Puisi tentang bencana alam Tsunami untuk kamu, baik yang pernah menjadi korban maupun tidak. Silakan di baca Gelombang Amarah Aku mendengar, ribuan isak tangis, Aku menyaksikan, muka-muka penuh haru, Aku melihat, anak kecil menukik mencari ibunya, Aku tersentuh, kala menyentuh tangan mereka berdebu, Tak terasa, air mataku mengalir jatuh. Mereka meronta, mereka belum siap, Menerima memori yang senyap, Ketika gelombang laut menghantam daratan, Kemana hendak berlari? Kemana akan sembunyi? Pilu, begitu menyayat hati. Mayat-mayat bergelimpangan, Tak jelas status dan asalnya, Begitu luka mencabik asa, Jutaan do’a terkirim sudah, Dari seluruh penjuru dunia. Ya Allah, begitu berat cobaan ini, Begitu menangis negeri ini, Atas sisa yang diciptakan Tsunami, Meninggalkan luka yang ternaung sepi. Ya Allah, maafkan mereka, Maafkan jasad yang terdampar, Maafkan mayat yang tercerai, Maafkanlah negeri ini, Hanya pada-Mu, Yang Maha Pemberi. Melebur Asa Semua berubah, Setelah ombak itu menggulung, Menghantam dalam-dalam, Menitip luka pada relung. Semua jadi berbeda, Selepas gelombang melanda, Meluluhlantakkan semua cerita, Yang tertinggal hanyalah do’a. Semua menghilang, Sesudah laut Tuhan murka, Menyuruh mereka untuk pulang, Serta meleburkan secercah asa. Semua terlihat murung, Menikmati pilu yang dirudung, Menyirnakan seluruh impian, Yang indah di masa depan. Semua mengutuk diri, Atas apa yang telah terjadi, Hanya ratapan penggetar bumi, Dari tanah Ibu Pertiwi. Oh, Tsunami. Teman, Kamu Dimana? Kukunjungi rumahmu, Tapi yang terlihat malah jalan buntu, Kamu dimana ? Aku merindukanmu, sobatku. Kucari ke sudut sana, Yang terlihat hanya sisa-sisa puing, Bangunan yang terkeping-keping, Apa yang terjadi disini? Kucari ke sudut satu lagi, Aku menemukan seorang anak, Yang meratapi seonggok mayat, Sambil terus meneriakkan “ibu…ibu…”. Kucari ke sudut jauh, Ratapan kian terdengar jelas, Apa yang sebenarnya terjadi? Apa apa dengan negeri ini? Lantas, kamu dimana, teman ? Aku jauh datang kemari ingin berjumpa denganmu, Aku hendak mengulas balik kisah lalu, Tentang cerita persahabatan kita dahulu. Aku terus mencarimu di sela-sela reruntuhan, Tapi tak kunjung ada jawaban, Sudahlah, yang tersisa hanya pelajaran, Untuk tawakkal dan selalu bersabar. Selamat tinggal, teman, Aku pulang. Amarah Laut Sore, di pantai itu, Anak-anak bermain ria, Senang dan bergembira, Dengan teman-teman sebayanya. Tak ada yang asing, Semua seperti hari biasanya, Mereka berkumpul kala sore tiba, Mengisi jerah hari dan letih jiwa. Namun entah mengapa, Laut mengeluarkan amarahnya, Gelombang besar terbentuk jelas, Menghantam daratam dengan ganas. Bagaimana tidak, Amarah yang besar itu, Menyapu rata tanpa permisi, Menggulung apa yang dilalui. Oh Laut, Apa salah kami? Oh Tuhan, Maafkan kami. Tangisan Negeri Negeriku kembali menangis, Berlinang air mata jatuh ke tanah, Menyaksikan gelombang laut yang bengis, Menenggelamkan sebagian wilayah. Negeriku kembali berduka, Sebab apa yang tengah melanda, Silih berganti lara dan derita, Menghampiri tanah air tercinta. Negeriku kembali bersedih, Cobaan demi cobaan mengiris pedih, Bercerainya cinta dan kasih, Entah kapan akan kembali pulih. Tuhan, Maafkan Kami, Kembalikanlah keceriaan negeri ini. Puisi Bencana Alam Gempa Bumi Bangunan yang Roboh akibat Gempa Bumi Fenomena gempa bumi adalah bencana alam yang terjadi karena dua hal paling umu, yakni letusan gunung merapi gempa vulkanik dan pergeseran lempeng di dalam laut gempa tektonik. Untuk gempa tektonik, inilah jenis yang menimbulkan bencana Tsunami, karena ledakan terjadi berpotensi mengangkat air laut dan kemudian menimbulkan gelombang yang besar. Sama seperti jenis bencana lainnya, seperti Tsunami dan Banjir, kerusakan yang diakibatkan gempa bumi juga tidak tanggung-tanggung, apalagi jika kekuatan yang dihasilkan cukup tinggi. Misalnya yang terjadi di Kepulauan Mentawai 2 Maret 2016 dan tahun lalu di Lombok 5 Agustus 2018. Kerusakan yang dihasilkan cukup besar, mulai dari retak hingga runtuhnya rumah dan bangunan-bangunan tinggi. Selain kerugian materi, dampak gempa juga banyak menyisakan luka yang mendalam, karena tidak sedikit dari korban yang kehilangan anggota keluarga, sanak saudara, teman dan masyarakat dekat mereka. Untuk itu, dalam rangka mengekspresikan kesedihan yang dirasakan, di bawah ini telah saya rangkum beberapa Puisi tentang bencana alam gempa bumi di Indonesia untuk kamu semua Bumi Bergetar Ketenangan malam, Yang dingin dan mencekam, Lampu kamar mulai padam, Berbaring dengan mata terpejam. Belum lama raga melayang, Aku tersentak dengan tegang, Merasakan bumi yang berguncang, Kuberlari terluntang-luntang. Bumi terasa amat menakutkan, Dingin dan pucat menyelimuti badan, Ke luar rumah, dari dalam ruangan, Meluluhlantakkan segenap kedamaian. Bumi bergetar, alam menggelegar, Sejenak hilangnya suatu tegar, Membayangkan asa yang kan pudar, Bunga-bunga gagal mekar. Oh Tuhan, Ada apa dengan Bumiku? Apakah dia marah? Kenapa jadi sangar? Oh Tuhan, Maafkan Kami. Datang Tak Diundang Pagi itu, Cuaca begitu cerah, Sinar Surya bersinar sumringah, Hingga rasa dan selera tergugah. Kulangkahkan kaki keluar rumah, Menjemput rezeki dari Allah, Meninggalkan rasa untuk menyerah, Menuju masa depan yang cerah. Namun, tiba-tiba saja, Ada tamu tak diundang, Datang kala ku ditengah perjalanan, Bumi bergetar dan berguncang, Sontak mengagetkan umat waktu siang. Semua berlari terluntang-lanting, Situasi begitu genting, Panik, cemas dan takut, Bercampur aduk dalam satu waktu. Gempa bumi, Kau adalah tamu tak diundang, Tanpa isyarat dan tanda, Terpaksa kami menghadang, Meski akhirnya menyisakan luka. Simak Juga 10+ Puisi Taman Bunga Tertinggal Puing Kemaren, semua masih indah, Hidup tentram bersama alam, Anak-anak dan orangtua bercengkrama, Oh damainya, bumiku terkasih. Namun itu kemaren, Bukan apa yang terlihat hari ini, Hanya tersisa puing dan pecahan kaca, Akibat kejamnya gempa bumi. Tertinggal puing, Pedih menusuk relung, Tak sanggup menatap bangkai, Dari manusia yang tengah terbengkalai. Oh Tuhan, Betapa pedihnya cobaan ini, Tangisan dan ratapan hati, Enggan pergi dari dalam diri. Oh, Gempa bumi. Rintihan Anak Kecil Miris menyayat hati, Kala terdengar rintihan diri, Dari anak kecil yang berlari-lari, Mencari sosok ibu kesana-kemari. Betapa pedih merobek jiwa, Kala tangisan kian menggema, Aku pasrah mengelus dada, Atas pilunya realita yang ada. Wahai kawan, inilah cobaan diri, Tuhan menitipkan melalui gempa bumi, Sabarlah, relakan, kuatkan hati, Berserah dirilah pada Ilahi. Wahai teman, kau tak bersalah, Tak usah pula kau menyanggah, Sungguh Tuhan menyayangimu, Dan rencana dibaliknya yang indah. Bersabarlah. Melawan Air Mata Bagaimana lagi aku bersikap, Ditengah hari yang amat gelap, Bagaimana hendak aku kuat, Sedang cobaan begitu berat. Air mata yang tak sanggup kutahan, Menusukkan luka yang membekas, Mengkhayalkan gelapnya masa depan, Diantara puing dan mayat meranggas. Oh, betapa malangnya negeriku, Setelah gempa bumi mengirim pilu, Aku tersentak ditengah sendu, Menahan air mata yang begitu haru. Oh, air mata, berhentilah mengalir, Meski masa amat getir. Baca juga 7+ Puisi Tentang Virus Corona Puisi Tema Bencana Gunung Meletus Selain sebagai destinasi bagi para traveler yang menyukai tantangan ekstrim, gunung tidak selamanya menyajikan pemandangan yang indah, dibalik itu, keberadaannya juga bisa menimbulkan bencana alam yang dahsyat. Peristiwa gunung meletus memang tidak asing lagi ditelinga kita. Pasalnya, beberapa kasus tercatat dalam sejarah Indonesia, yang menceritakan kedahsyatan letusan dari berbagai gunung merapi di tanah air, misalnya gunung Krakatau dan Sinabung. Tidak hanya merenggut nyawa, efeknya juga bisa menimbulkan banyak penyakit pada kulit dan pernafasan, baik bagi manusia maupun ekosistem hewan dan tumbuhan, akibat dari abu vulkanik. Sesuai dengan judulnya, di bawah ini telah saya rangkum beberapa Puisi tentang Bencana Gunung meletus untuk kamu semua, silakan disimak Abu-mu Abu mu, Gelapkan siang, Butakan malam, Menghentikan langkah. Abu mu, Hantarkan penyakit, Memberi jangkit, Sulit dan amat pahit. Abu mu, Hauskan tanaman, Keringkan mata air, Mencuri ekosistem hewan. Abu mu, Kejam, sakit, pahit, Kau tak salah, Tak ada yang salah, Takdir sudah tertera. Tidak apa, Itu memang hakikatmu, Kami hanya bisa menahan, Dan menanti kapan waktunya akan tiba, Lagi. Memecah Hening Keheningan malam menghilang, Seketika kau pecahkan, Suara genderang perang datangkan, Perasaan cemas dan tegang. Aku tersentak dari mimpi, Dan bertanya, apa yang terjadi, Oh tidak, kau mulai beraksi, Memberi teguran pada setiap diri. Hai, gunung merapi, Suaramu begitu besar, Letusanmu amat menggelegar, Menyemburkan panasnya lahar. Hai, gunung kami, Kau bangunkan manusia di bumi, Dengan menghantam sunyinya sepi, Kala orang-orang merajut mimpi. Tak Kunjung Henti Lagi dan lagi, Hanya hitungan hari, Lagi dan lagi, Oh gunung merapi. Tak kunjung henti, Mengkhawatirkan seisi bumi, Mencemaskan bencana lagi, Belum siap mereka mati. Takkan padam, Ledakanmu selalu mengiris hati, Letusanmu hancurkan asa diri, Sungguh, ini sangat tajam. Tak meredam, Menyerang tak kenal siapa, Siang maupun malam, Yang tersisa hanya luka yang merajam. INFO REKOMENDASI Lalu, bagaimana cara mengajak Manusia untuk melestarikan Alam, silakan simak Kumpulan Puisi Tentang Lingkungan Bersih ini. Penutup Demikianlah, ulasan kali ini mengenai Kumpulan Puisi tentang Bencana Alam Tsunami, Banjir, Gempa Bumi dan Gunung Meletus. Semoga artikel ini bisa bermanfaat, terutama dipersembahkan bagi korban bencana alam ataupun tanpa simpatisme kamu. Ref

puisi bencana alam indonesia